Selasa, 09 Juli 2013

Teknik Tes Darah Terkini Mampu Prediksi Umur Seseorang

Tim Peneliti King College, Inggris, menemukan teknik baru dalam tes darah, teknik ini diyakini bisa memprediksi seberapa cepat seseorang akan bertambah tua. Hasil dari penelitian ini seakan membuka jalan untuk pengembangan pengobatan penyakit yang berhubungan dengan proses penuaan seseorang.

Teknik Tes Darah Terkini Mampu Prediksi Umur Seseorang

Berdasarkan informasi yang dilansir Telegraph, 10 Juli 2013, tim peneliti berhasil mengidentifikasi penanda kimia yang dikenal sebagai metabolit di dalam darah manusia, yang berhubungan erat dengan penuaan.

Dari hasil penelitian berhasil diidentifikasikan bahwa salah satu dari 22 metabolit yang ditemukan di dalam darah manusia bisa menunjukkan kondisi penuaan manusia. Tim Peneliti yakin, dengan teknik baru dalam tes darah ini, manusia bisa megindetifikasi masalah penuaan.


Peneliti utama di King College,
Ana Valdes menuturkan bahwa 22 metabolit yang terkait dengan penuaan terdeteksi ada di dalam darah. "Dengan begitu, di masa depan kita bisa memprediksi umur dan penuaan seseorang dari sampel darahnya," ujar Valdes. "Metabolit ini sangat unik, berhubungan kuat dengan usia dan penyakit seseorang," tandasnya.

Dia menjelaskan, metabolit secara spesifik juga berkaitan dengan fungsi paru-paru, kepadatan mineral pada tulang, serta berat pada saat manusia lahir.  "Itu semua bisa digunakan untuk mengetahui kondisi penuaan seseorang," ujar Valdes.

Indikasi Berat badan

Sementara itu, Tim Spector, Kepala Departemen Penelitian di King College mengatakan, para ilmuwan telah lama mengetahui berat badan seseorang pada saat lahir bisa menentukan kesehatan seseorang pada usia pertengahan dan tua.

"Orang yang lahir dengan berat badan rendah maka akan sangat rentan terhadap penyakit pada usia pertengahan dan tuanya," kata Spector.

"Dengan penemuan terbaru ini, maka membuka jalur baru untuk mengungkapkan penyakit seseorang pada saat berusia tua," ujar Spector.

Untuk mengetahui lebih detail, penelitian ini sudah diterbitkan di International Journal of Epidemiology. | Viva News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar