Senin, 23 November 2015

Robot Perang Buatan Google di Ujicoba Marinir AS

Robot buatan anak perusahaan Google, Boston Dynamics, tengah diuji coba oleh lembaga militer angkatan laut Amerika Serikat.

Robot prototipe yang dinamai "Spot" tersebut memang diproyeksikan Marinir AS untuk mendukung operasi militer.


Robot Perang Buatan Google di Ujicoba Marinir AS

"Menurut saya, robot seperti Spot bisa digunakan untuk mengintai atau mengangkut barang perang," kata pembuat robot Boston Dynamics, Ben Swiling.

Sebagaimana tertera pada situs resmi militer AS dan dihimpun KompasTekno, Senin (23/11/2015), uji coba yang dilakukan meliputi kemampuan beroperasi di berbagai medan, seperti bukit, hutan, dan perkotaan.


Marinir juga melatih Spot untuk mengidentifikasi musuh.

Semua itu dilakukan dengan kontrol via laptop atau video game. Kontrol tersebut bisa dioperasikan dengan jarak terpaut hingga 500 meter dari robot.

Menurut Swiling, mengendalikan Spot sangatlah mudah. "Anak empat tahun pun bisa mengoperasikannya," kata dia.

Robot berukuran 160 pon tersebut bukanlah yang pertama diproyeksikan untuk mendukung lembaga militer. Sebelumnya, ada robot bertajuk "LS3" dan "BigDog".

Namun, Spot diklaim merupakan versi yang lebih cepat, tangguh dan efisien untuk dioperasikan.

Terlebih, menurut Swiling, di saat-saat dan medan-medan tertentu, ada baiknya militer terlebih dahulu menurunkan pasukan robot ketimbang manusia.

"Robot tak bisa mati. Untuk beberapa medan berbahaya, tentu tak ada yang ingin mengorbankan manusia," ia menjelaskan. (Kompas)

Senin, 02 November 2015

Indonesia Kembangkan Energi Angin Jadi Listrik Bersama Perusahaan India

Karena itu Pemerintah Indonesia  menjalin kesepakatan kerja sama dalam pengemb‎angan Energi Baru Terbarukan (EBT). Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana mengatakan, kerja sama dengan India meliputi enam hal yaitu, pertukaran informasi dan teknologi pengembangan proyek dan riset bersama, transfer teknologi.

Indonesia Kembangkan Energi Angin Jadi Listrik Bersama Perusahaan India

"Lalu ada juga, promosi dan investasi dan mendorong dialog masalah kebijakan serta terakhir pengembangan sumber daya manusia (capacity building)," kata Rida, seperti yang dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (3/11/2015).

Rida mengungkapkan, kerja sama dengan pemerintah India ini dilatar belakangi kesuksesan mereka dalam mengembangkan energi angin dan surya. India mampu mengembangkan energi terbarukan dari angin mencapai 70 persen. Kesuksesan India dalam pengembangan angin dan surya dipengaruhi oleh faktor letak negara yang berada di daratan otomatis memiliki lahan dan hembusan angin yang kuat.


"Potensi angin mereka besar, jadi mereka memiliki banyak wind farm, yang ingin saya pelajari dari mereka, kok bisa mereka jual listrik angin dengan tarif sangat rendah, kalau di tempat lain masih 20 sen per kwh, mereka sudah jual dengan harga belasan," papar Rida.

Menurut Rida, faktor negara-negara Barat dapat menjual listrik tenaga angin dengan harga murah, karena mereka sudah tidak bergantung lagi dengan impor bahan baku serta dukungan penuh pemerintahnya.

"Awal-awal mereka memang masih bergantung pabrikan luar, tapi sekarang tidak lagi, ada tax holiday untuk pengembang, listrik yang dijual tidak kena pajak, dan pemerintah memberikan subsidi untuk lahan (inkind) untuk pengembangan energi angin," kata Rida‎.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU). Mewakili Pemerintah Indonesia, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi, Rida Mulyana dan mewakili Pemerintah India, Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, Gujrit Singh pada Senin 2 November 2015. (Liputan6)

Remaja Jenius Berusia 17 Tahun Berkerja Di NASA untuk Tabrakan Pesawat dengan Drone

Moshe Kai Cavalin memiliki dua gelar sarjana, tapi dia terlalu muda untuk ikut pemilu. Ia menerbangkan pesawat terbang, tapi dia terlalu muda untuk mengendarai mobil sendiri. Hidup ini penuh dengan hal kontras untuk Cavalin.

Remaja 17 tahun dari San Gabriel, California, yang telah melesat melampaui usianya. Dia lulus dari perguruan tinggi pada usia 11. Empat tahun kemudian, ia memiliki gelar sarjana matematika dari University of California, Los Angeles.


Remaja Jenius Berusia 17 Tahun Berkerja Di NASA untuk Tabrakan Pesawat dengan Drone

Tahun ini, ia mulai kelas online untuk mendapatkan master di bidang cybersecurity melalui Boston Brandeis University. Dia memutuskan menunda untuk beberapa semester, demi membantu NASA mengembangkan teknologi mata-mata untuk pesawat terbang dan drones.

Di antara semua itu, hidupnya penuh kesibukan yang 'menyiksa.' Cavalin baru saja menerbitkan buku keduanya, menceritakan pengalaman hidupnya yang penuh bully oleh teman-temannya.


Selain itu, Cavalin berencana untuk memiliki lisensi pesawat pilotnya pada akhir tahun ini. Di rumah keluarganya di Los Angeles, sederet piala kepiawaiannya dalam martial arts memenuhi kamarnya.

Namun, Cavalin menegaskan ia adalah remaja biasa. Ia hanya menuruti kehendak orangtuanya untuk belajar dan memilih kebebasan kegiatan di luar pelajaran yang ia suka. Kesukaannya pada kegiatan bela diri telah mendarah daging, ibunya dari Taiwan dan ayah dari Brasil.

"Aku tidak seistimewa itu. Ini hanya kombinasi dari orangtua dan motivasi serta inspirasi," ujar Calavin setelah bekerja di Flight Armstrong Research Center NASA di Edwards, California, seperti dilansir dari yahootech, Selasa (3/11/2015)

"Aku cenderung tidak membandingkan diri ke orang lain. Aku hanya mencoba untuk melakukan yang terbaik yang aku bisa."

Orangtuanya mengatakan dia selalu belajar dengan cepat. Pada usia 4 bulan, Cavalin mengucapkan kata pertamanya. Ia menunjuk ke sebuah jet di langit dan mengatakan 'pesawat' dalam bahasa China.

Cavalin berhasil loncat sekolah ke perguruan tinggi pada usia yang masih sangat belia. Ia bahkan fasih trigonometri pada usia 7 tahun.

"Aku pikir sebagian besar orang hanya berpikir dia jenius, mereka percaya kejenuisan hanya datang secara alami," kata Daniel Judge, seorang profesor matematika yang mengajarkan Cavalin selama dua tahun di East Los Angeles College. "Dia benar-benar bekerja lebih keras dari, aku pikir, setiap siswa lainnya yang pernah kumiliki."

Tapi melejitnya pendidikan Cavalin bukan tanpa liku. Awal di perguruan tinggi, ia bermimpi menjadi seorang astrofisikawan. Ketika ia mulai mengambil kelas fisika, minatnya berkurang. Ketertarikannya dalam kriptografi menuntunnya ke arah ilmu komputer.

Dia terkejut ketika NASA memanggilnya untuk menawarkan pekerjaan, setelah menolak dia di masa lalu karena usianya. Ricardo Arteaga, bos dan mentornya di NASA, mengatakan Cavalin sempurna untuk sebuah proyek yang menggabungkan matematika, komputer dan teknologi pesawat.

"Aku butuh anak magang yang tahu software dan tahu algoritma matematika," kata Arteaga. "Dan aku juga membutuhkan pilot menerbangkan Cessna."

"Di kantor, Cavalin adalah pekerja yang tenang dengan rasa humor," ujar Artega.

Pekerjaan sehari-hari Cavalin di NASA adalah menjalankan simulasi pesawat dan drone yang sengaja ditabrakan, dan kemudian mencari cara untuk rute ke tempat yang aman.

"Dia benar-benar mahir dalam matematika," kata Artega. "Apa yang kami gali adalah keterampilan intuitif-nya."

Dalam percakapan, Cavalin berbicara dengan irama dan diksi dengan hati-hati. Dia terusik dengan kata tertentu: "Satu kata yang aku tidak terlalu suka adalah kata jenius," katanya. "Jenius itu terlalu jauh".

Setelah ia menyelesaikan master-nya dari Brandeis, Cavalin berharap bisa mendapatkan master dalam bisnis di Massachusetts Institute of Technology. Ia ingin membangun perusahaan cybersecurity sendiri.

Untuk saat ini, dia sedang menghitung hari menuju usia 18 tahun, saat itulah, ia baru bisa mendapatkan izin mengemudi sesuai dengan undang-undang di California. Tinggal jauh dari rumah untuk bekerja di NASA, ia bergantung kepada pemilik pemondokan tempat ia tinggal untuk mengantarkan belanja, atau ia naik taksi sendiri. Rekan-rekannya yang lebih tua mendorong dia untuk bekerja setiap hari.

Soal masa remajanya, Cavalin setengah bercanda mengatakan akan menunggu sampai ia mendapat gelar doktor untuk mencari pacar. Waduh! (Liputan6)

Kamis, 29 Oktober 2015

Yamaha Siapkan Robot Penerus Rossi di MotoGP

Persaingan dua pembalap Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, bakal mencapai puncaknya pada MotoGP Valencia, Spanyol, 8 November 2015. Lorenzo yang defisit 7 poin kini lebih diunggulkan karena Rossi harus start dari barisan belakang akibat perbuatannya kepada Marc Marquez Minggu lalu.

Yamaha Siapkan Robot Penerus Rossi di MotoGP
Yamaha MotoBot Concept digadang-gadang bakal meramaikan balapan MotoGP

Beradu cepat dengan sesama pembalap tentu bukan hal yang baru bagi The Doctor. Namun bagaimana bila lawannya di lintasan MotoGP adalah sebuah robot?

Saat ini pemenangnya memang belum bisa ditentukan. Akan tetapi, Yamaha sebagai salah satu produsen sepeda motor telah menyiapkan calon lawan sekaligus penerus The Doctor yang terbuat dari mesin. Robot balap itu mulai diperkenalkan di acara Tokyo Motor Show 2015, 29 Oktober-8 November 2015.


Robot itu diberi nama Yamaha MotoBot Concept. Seperti dilansir gizmag.com, robot balap tersebut memadukan motor sport dengan menempatkan robot sebagai ridernya. Dalam siaran pers singkat, Yamaha juga menyebut pihaknya masih terus berupaya menyempurnakan produk terbaru tersebut.

"Tugas untuk mengontrol gerakan kompleks dari sepeda motor dalam kecepatan tinggi membutuhkan beragam kontrol yang berjalan dengan akurasi yang sanga tinggi," tulis Yamaha. "Jadi kami tidak mengharapkan hasil yang mengejutkan dalam waktu dekat ini," demikian Yamaha dalam rilisnya.

Gizmag sendiri menganggap bahwa proses ini bukan terobosan untuk sekedar membuat kendaraan pengantar makanan. Melihat paparan dari tiga digit kecepatan, menurut Gizmag, sepertinya Yamaha berpikir untuk membawa MotoBot ke dalam MotoGP.

Dalam video promo yang kini bertebaran di jagad maya, motor balap bikinan Yamaha tampak diuji coba di sebuah lahan kosong. Dalam narasinya disebutkan juga bahwa robot balap tersebut diciptakan untuk mengungguli The Doctor. Lihat video lengkapnya di bawah ini. (Liputan6)

Rabu, 28 Oktober 2015

Projek Balon Google Akan Koneksikan Jutaan Rakyat Indonesia

Tiga operator seluler Indonesia sepakat menjalin kerja sama dengan Google untuk menguji Project Loon. Akses internet melalui balon pintar itu dapat menghubungkan 100 juta penduduk Indonesia.

Projek Balon Google Akan Koneksikan Jutaan Rakyat Indonesia

Pengumuman kerja sama itu dilakukan dalam kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara ke Silicon Valley, Amerika Serikat. Tampak tiga bos operator itu juga hadir, seperti Ririek Adriansyah (Telkomsel), Dian Siswarini (XL), dan Alexander Rusli (Indosat).

"Tidak lama lagi, kami berharap jutaan masyarakat Indonesia akan dapat menggunakan internet secara utuh, sehingga dapat membawa budaya dan bisnis mereka secara online dan mengeksplorasi dunia, tanpa meninggalkan kediamannya," kata Vice President Project Loon, Mike Cassidy, melalui keterangannya pada Kamis, 29 Oktober 2015.


Pengujian Project Loon itu akan dilaksanakan pada tahun 2016. Diharapkan dengan memanfaatkan inovasi dari Google itu dapat memberikan akses internet di bidang pendidikan, budaya, dan ekonomi.

Project Loon berfungsi sebagai menara telepon seluler terbang, mengangkasa dengan angin stratosferik di ketinggian dua kali lipat daripada pesawat komersial.

Masing-masing balon itu akan memancarkan koneksi di atas 20 kilometer permukaan Bumi. Jika salah satu balon pintar itu keluar jalur, balon yang baru akan menggantikannya.

Proyek yang dikembangkan Google itu diklaim dapat membantu perusahaan telekomunikasi dalam melebarkan jaringannya, jauh tinggi di angkasa, dengan mengatasi tantangan dalam hal penyebaran peralatan konektivitas ke berbagai daerah paling ujung.

Telkomsel, XL, dan Indosat memandang Project Loon menjadi jawaban atas persoalan kondisi Indonesia yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau dengan wilayah terdiri dari hutan dan pegunungan.

Cassidy menuturkan, dalam beberapa tahun mendatang, Google berharap Project Loon dapat bermitra dengan penyedia lokal untuk membangun koneksi internet berkecepatan tinggi berbasis Long Term Evolution, agar dapat menghubungkan lebih 100 juta penduduk yang belum terhubung internet.

"Dari Sabang sampai merauke, banyak dari masyarakat ini tinggal di wilayah tanpa infrastruktur internet yang sudah ada saat ini. Jadi, kami berharap internet bertenaga balon ini dapat suatu saat nanti membantu mereka, agar memiliki akses informasi dan kesempatan yang ada di internet," kata Cassidy. (VivaNews)

Minggu, 18 Oktober 2015

Mobil Tenaga Surya Karya ITS Surabaya Berlaga di Darwin-Adelaide

Widya Wahana V buatan ITS Surabaya berlaga dalam ajang lomba balap mobil tenaga surya yang menempuh jarak sejauh 3.000 kilometer dari Darwin ke Adelaide, menyusuri Benua Australia dari utara ke selatan.

Tim Indonesia dengan mobil Widya Wahana V buatan ITS Surabaya. (ABC/Steven Schubert)

Dengan nomor urut 31, tim Widya Wahana V ini merupakan satu dari 46 mobil asal 25 negara yang turut berlaga dalam World Solar Challenge tahun 2015, yang dimulai Minggu (18/10/2015).

Lomba yang mengambil start di Parlemen Negara Bagian Northern Territory (NT) ini merupakan ajang paling bergengsi di dunia bagi balap mobil tenaga surya. Lomba akan berakhir di garis finish di Kota Adelaide.


Tim mobil bernama Stella Lux asal Eidenhoven Belanda, mengambil start di urutan pertama, disaksikan ribuan pengunjung. Mobil itu kemudian melaju melintasi kota Darwin ke arah Jalan Stuart Highway.

Ajang lomba ini sudah berlangsung sejak tahun 1987 lalu, dan kini digelar setiap dua tahun sekali. Para pengembang prototipe mobil tenaga surya di seluruh dunia biasanya turut ambil bagian dan ajang ini, untuk menunjukkan keandalan karya mereka.

Berbagai tantangan harus dihadapi oleh setiap tim. Mobil Persian Gazelle III asal Iran misalnya, yang mendapatkan yel-yel dukungan paling meriah saat meninggalkan garis start, terpaksa berhenti hanya beberapa kilometer setelah jalan.

Pasalnya, mobil buatan Universitas Teheran itu mengalami ban kempes sehingga harus berhenti dan memompa ban tersebut.


Mobil asal Iran harus memompa ban setelah jalan beberapa km dari garis start.jpg
Mobil asal Iran harus memompa ban setelah jalan beberapa km dari garis start.
(ABC/Steven Schubert)

Hal serupa juga dialami mobil K.I.T Golden Eagle 5.1 buatan Jepang, yang terpaksa berhenti tak lama setelah start.

Meskipun kebanyakan peserta berasal dari tim yang berbasis di universitas, namun ada pula tim yang menampilkan mobil buatan siswa SMA, seperti mobil Liberty Solar Car dari Texas, AS.

"Kami berhasil memacu mobil kami pada kecepatan 51 km perjam sebelumnya. Dan kami berharap bisa memacunya lebih cepat sedikit pada hari ini," kata Cameron Mutis dari tim Liberty, kepada ABC, Minggu (18/10/2015).


Mobil Sunswift buatan University of NSW, Australia, turut ambil bagian dari lomba tahun ini
Mobil Sunswift buatan University of NSW, Australia, turut ambil bagian dari lomba tahun ini. (ABC/Steven Schubert)

Bianca Koppen dari Tim Nuon, Belanda, yang merupakan juara bertahan, menjelaskan timnya tidak begitu perduli meskipun tidak mengambil posisi paling depan saat start.

Tim ini menurunkan mobil Nuna8 yang merupakan ciptaan 15 mahasiswa dalam ajang tahun ini.


Mobil Tenaga Surya Karya ITS Surabaya Berlaga di Darwin-Adelaide
Inilah 46 mobil tenaga surya asal 25 negara yang berlaga dalam lomba balap dari Darwin ke Adelaide menempuh jarak 3.000 km. (ABC/Steven Schubert)

"Dua tahun lalu kami start pada urutan ke-20 dan kami berhasil menjadi juara. Jadi posisi start tidak berpengaruh saya kira," katanya.

Ia menjelaskan, timnya kali ini mempersiapkan kendaraan mereka selama 14 bulan. (Detik)

Sabtu, 10 Oktober 2015

Liteye Systems Ciptakan Senjata Pembunuh Drone

Perkembangan pesat teknologi drone yang di persenjatai telah menjadi ancaman baru dalam dunia pertahanan. Tapi kini sudah ada berbagai senjata penangkal, yang bisa melumpuhkan drone dari jauh. Salah satu senjata itu adalah Anti-UAV Defence System (AUDS), yang dapat memancarkan gelombang radio untuk ‘mematikan’ drone di angkasa.

Anti-UAV Defence System. (Dok. Blighter Surveillance System)

AUDS ini dipamerkan di Las Vegas, baru-baru ini. Ia memakai gelombang radio bertenaga tinggi untuk memutuskan komunikasi antara drone dan pangkalannya, lalu mematikan drone itu di udara.

“Bila saya bisa melihatnya (drone), saya bisa mematikannya,” tutur Rick Sondaq, Wakil Presiden Eksekutif Liteye Systems, kepada Guardian. Liteye yang menjual penangkal itu di Amerika Serikat dan Kanada. Penangkal ini dipamerkan di Commercial Unmanned Aerial Vehicle Expo di Las Vegas pekan ini.


AUDS sendiri dibuat oleh tiga pabrik asal Inggris: Enterprise, Chess Systems, dan Blighter. Sondaq berharap bisa menjual perangkat itu kepada pihak bandar udara dan obyek-obyek vital lain yang kalau diserang, bisa membahayakan keamanan nasional.

Alat ini juga bisa dipakai di daerah pedalaman untuk menangkal drone yang dipakai untuk kegiatan teroris, mata-mata, atau aktivitas lain yang tak diinginkan.

Cara kerja AUDS

Pada tahap pertama radar Blighter di perangkat itu fokus pada satu atau beberapa drone yang tampak pada jarak sampai 8 kilometer. Sistem AUDS kemudian melacak drone itu memakai sinar infra merah dan kamera, termasuk dengan bantuan software khusus. Lalu, jalur komando antara pangkalan dan drone diserang memakai pengacak frekuensi radio. Prosesnya memakan waktu 10-15 detik.

Pesaing AUDS

Tak cuma ketiga perusahaan Inggris pembuat AUDS yang punya ide seperti itu. Perusahaan pembuat pesawat Boeing juga punya jagoannya sendiri. Mereka menamakannya Compact Laser Weapon System (LWS). Perangkat ini bisa dipisahkan jadi empat bagian kecil supaya bisa dibawa dengan mudah oleh satu atau dua tentara.

Lalu, dalam 15 menit LWS bisa dirakit kembali. LWS mampu menjatuhkan drone pada jarak 35 kilometer dengan laser yang mengandung energi sampai 10 kilowatt. Penangkal ini diklaim senyap, tak kelihatan, dan presisi. (CNN)

Rabu, 30 September 2015

Meski Tampa Mesin Pesawat ini bisa terbang Hingga ke luar angkasa

Untuk sampai ke luar angkasa, sebuah pesawat tentu membutuhkan mesin atau sebuah roket. Tetapi tidak dengan pesawat bernama Perlan II ini.

Perlan II adalah pesawat yang dikembangkan oleh Einar Enevoldson, seorang pilot tes terbang NASA. Penelitian untuk membuat Perlan II pun dilakukan sejak tahun 1992 silam.


Meski Tampa Mesin Pesawat ini bisa terbang Hingga ke luar angkasa

Hasilnya, jadilah sebuah pesawat terbang layang atau 'glider' yang diciptakan untuk memecahkan rekor ketinggian sebuah pesawat tanpa mesin. Di penerbangan pertamanya yang dilakukan menjelang akhir September lalu, Perlan II mampu terbang hingga ketinggian 1,5 kilometer!

Namun, pencapaian itu masih sangat jauh dari target mereka tahun 2016 nanti, yakni membuat Perlan II terbang di ketinggian 27.430 kilometer, atau biasa ilmuwan sebut tepian luar angkasa. Bahkan, ketinggian itu mengalahkan rekor dunia saat ini yang dicatatkan oleh pesawat bermesin jet 'BlackBird'.


Pertanyaannya, bagaimana sebuah pesawat tanpa mesin bisa terbang setinggi itu? Jawabannya sederhana, angin.

Ya, Perlan II didesain untuk terbang menggunakan angin layaknya sebuah layang-layang. Sekilas, cara terbang Perlan II mirip seperti berselancar. Bedanya, bukannya berselancar di atas angin Perlan II bisa dikatakan nebeng aliran angin untuk bisa sampai di ketinggian tertentu.

Nah, untuk bisa terbang mendekati luar angkasa itu, Perlan II akan melakukan penerbangan pemecahan rekor di skitar Kutub Utara. Sebab, menurut penelitian aliran angin di daerah kutub bisa sangat kencang, hingga kecepatan 260 knot, memungkinkan Perlan II untuk terbang bersama aliran angin itu hingga lapisan atmosfer tertinggi yang bisa capainya dengan perkiraan kecepatan hingga 643 kilometer per jam!

Jika percobaan pemecahan rekor itu berhasil, maka selanjutnya Perlan II akan dipakai sebagai pesawat untuk penelitian ozon, cuaca, dan iklim. Mengingat pesawat ramping ini tanpa mesin, ilmuwan tidak perlu khawatir Perlan II akan menimbulkan pencemaran udara. (Merdeka)

Kamis, 17 September 2015

Siswa SMKN Aceh Ubah Air Untuk Bahan Bakar Sepedah Motor

Siswa SMKN 2 Sinabang, Pulau Simeulue, Aceh, berhasil memodifikasi sepeda motor berbahan bakar air. Hanya dengan satu liter air, motor ini diklaim bisa menempuh jarak 700 kilometer.

Adalah Nanda Alavanta bersama teman-teman sekelasnya di jurusan Teknik Otomotif SMKN 2 Sinabang yang berinisiatif merancang motor berbahan bakar air ini. "Habis waktu sebulan membuat ini. Dari penilitian sampai proses erencangnya," cerita Nanda kepada Okezone di sela pameran Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke 56 baru-baru ini.


Siswa SMKN Aceh Ubah Air Untuk Bahan Bakar Sepedah Motor

Motor irit bensin dan ramah lingkungan itu pertama kali dipamerkan Nanda dan timnya dalam Expo Pendidikan yang berlangsung hingga 18 September. Motor ini pun menyedot perhatian banyak pengunjung.

Nanda mengaku sudah menguji ketahanan motor buatannya. Menurutnya, dengan seliter air murni, motor tersebut sanggup berjalan hingga 700 Km dengan kecepatan normal.


"Sudah kami tes keliling pulau (Simeulue), Alhamdulillah baik-baik saja. Yang penting diperhatikan adalah kondisi aki dan kipronya harus oke. Kalau tidak maka jalannya bisa tersendat," sebut siswa Kelas II itu.

Ide membuat bahan bakar air ini muncul dari keinginan Nanda bersama teman-temannya di sekolah. "Kami pengen ada perubahan di sekolah," tuturnya.

Setelah berdiskusi dengan seorang gurunya, Wendi Sebastian, mereka sepakat membuat motor berbahan bakar air. Honda Win-100 butut yang ada di laboratorium otomotif sekolahnya dijadikan sebagai objek eksperimen.

Bahannya sederhana. Botol plastik tahan panas diisi air murni, kemudian disambungkan ke silinder pembakaran menggunakan slang stainless stell. Dua kabel dari baterai aki juga disambungkan ke dalam botol.

Untuk bisa menjalankan mesin maka aki dan air harus di-charge dulu. Caranya cukup dengan menghidupkan motor, dan biarkan dulu mesin menyela. Jika susah hidup perlu dipancing dengan beberapa tetes bensin. Proses charging ini diperlukan untuk memisahkan sulfur atau zar kapur dari air aki dengan unsur hidrogen dan oksigen yang ada dalam air.

Daya aki dan aliran listriknya perlu diperhatikan. Jika aliran listrik bagus, maka sulfur akan menempel dengan sendirinya di stainless steel dan tidak masuk ke dalam silinder. Selanjutnya hidrogen yang merupakan senyawa mudah terbakar, dan oksigen juga terpisah.

Menurut Wendi Sebastian, guru SMKN 2 Sinabang yang mendampingi siswa membuat motor berbahan bakar air, pemisahan hidrogen dan oksigen bisa menimbulkan ledakan jika tersulut api.

"Itulah yang dimanfaatkan untuk pembakaran," ujarnya.

Wendi mengatakan, pengecasan sebaiknya gunakan aki basah. Pasalnya, dalam setiap pengecasan butuh 5 ampere serta aki akan panas dan menguap.

"Kalau menguap airnya berkurang, aki basah bisa kita isi lagi. Kalau aki kering tidak," ujarnya.

Untuk membuat inovasi ini mereka menghabiskan dana sekira Rp1 juta. Semuanya ditanggung Kepala SMKN 2 Sinabang, Safdar SR.

"Bahannya tidak sampai Rp400 ribu, tapi untuk risetnya yang banyak habis biaya," tutur Wendi.

Contohnya, kata Wendi, percobaan memisahkan unsur hidrogen, oksigen dan sulfur gagal hingga tujuh kali. "Tapi tetap kami coba hingga berhasil," sebutnya.

Wendi menilai, motor berbahan bakar air ini bisa menjadi alternatif di masa depan, terutama untuk warga yang tinggal di Pulau Simeulue. "Di sini harga BBM mahal, jadi mungkin ini bisa jadi solusi," katanya.

Untuk tahap awal, lanjut dia, motor berbahan bakar air ini akan dibudayakan di SMK tersebut. Beberapa siswa termasuk Nanda sudah berniat memodifikasi motornya agar bisa menggunakan air sebagai bahan bakar.

"Jika nanti berhasil kami akan siap diminta untuk membantu orang lain yang membutuhkan motor ini," sebutnya. (Okezone)

Rabu, 09 September 2015

Terrafugia TF-X, mobil terbang masadepan

Terrafugia TF-X merupakan mobil terbang masa depan yang telah diimpikan oleh banyak orang. Kendaraan futuristik yang dirancang oleh perusahaan Terrafugia Boston, Amerika Serikat.

Terrafugia TF-X, mobil terbang masadepan

Mobil terbang ini mampuh menanpung empat penumpang dan untuk menerbangkannya tidak tergantung pada jalan atau landasan pacu karena kendaraan ini mampu lepas landas secara vertikal.

TF-X memiliki tenanga yang berasal dari energi listrik yang digabungkan dengan mesin berkekuatan 300 brake horse power berbahan bakar bensin. Dorongan saat mengangkasa dihasillkan dari kipas di bagian belakang dan baling-baling di ujung kedua sayap.


 
Terrafugia TF-X, mobil terbang masadepan

Saat melesat di udara kendaran ini mampuh mencapai kecepatan 321 km/jam dan mampuh menempuh jarak sejauh 800 Kilometer. Dengan TF-X, Anda mampuh bepergian dari Jakarta menuju Surabaya dengan waktu kurang dari tiga jam dalam sekali jalan.

Kendaraan ini baru akan mulai diproduksi pada pertengahan dekade mendatang, artinya kita harus menunggu delapan hingga duabelas tahun lagi untuk mendapatkan kendaraan ini. Terrafugia mengakui masih ada bebebrapa kendala kecil yang harus diperbaiki pada kendaraan ini. Masalah lain seputar pembuatan TF-X ialah soal keselamatan dan undang-undang. Kedua isu ini memainkan peranan signifikan dalam upaya pembuatan mobil terbang pada masa sebelumnya.


Terrafugia TF-X, mobil terbang masadepan

Terrafugia mengklaim bahwa ‘secara statistic TF-X ‘seharusnya lebih aman ketimbang mengendarai kendaraan modern’. Lalu, belajar mengemudikan TF-X hanya memerlukan lima jam latihan.

Hal ini bisa terwujud berkat sistem otopilot yang canggih. Begitu mengudara, TF-X akan terbang sendiri, walau pengendara bisa mengambil alih kendali. TX-X juga bisa mendarat otomatis tanpa campur tangan manusia.

Jika ada suatu insiden, TF-X bisa mengeluarkan parasut yang mampu menahan bobot sebuah mobil.


Terrafugia TF-X, mobil terbang masadepan

Secara teori, gagasan TF-X tampak tiada cacat. Namun, mencoba meyakinkan khalayak umum dan pembuat undang-undang bahwa menerbangkan mobil-pesawat pribadi benar-benar aman akan menjadi tantangan di masa depan.

Terrafugia belum memastikan berapa bandrol dari kendaraan ini, namun demikian mereka mengindikasikan bahwa harga TF-X bisa jadi setara dengan harga mobil Bugatti Veyron. (BBC)

Rabu, 02 September 2015

Manfaatkan Angin dan Air Siswa SMA ini Ciptakan Pembangkit Listrik "Winner Voice"

Dua siswa asal SMAN 2 Semarang menciptakan pembangkit listrik yang menanfaatkan energi angin dan pelepasan vortex atau aliran air yang berputar.

Zufar Maulana Ihsan dan Fa'iq Amanullah Utomo memberi nama temuannya ini dengan Winner Voice (Wind Energy and Vortex Induced Energy). Alat temuannya ini masuk dalam kategori Finalis National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).


Manfaatkan Angin dan Air Siswa SMA ini Ciptakan Pembangkit Listrik "Winner Voice"

Menurut Fa'iq "Alat ini tentang pembangkit listrik yang mengambil energi angin dan pelepasan vortex. Dalam satu alat ada dua benda yang bisa mengekstrak dari dua elemen berbeda yakni air dan angin," jelasnya saat berbincang dengan detikcom.


Ada beberapa bagian di alat ini yakni pertama pembaur (diffuser) terbuat dari alumunium yang memiliki beban yang relatif ringan, tahan karat dan mudah dibentuk. Kedua baling-baling dari fiber glass yang memiliki kekuatan baik dan tahan lama dan mudah dibentuk. Ketiga tiang penyangga terbuat dari stainless stell yang meliki kekuatan dan daya tahan yang besar, tahan terhadap air dan penyebab korosif. Keempat magnet jenis neomydium magnet (Nd2Fe14B) yang terkuat dengan tingkat magnet yang tahan lama. Alat ini difungsikan untuk dipasang di tengah laut dan memanfaatkan arus air laut.

"Kita memanfaatkan arus, bisa dipasang di laut atau sungai. Selama ada arus itu bsia menghasilkan vortex yakni sebuah pola aliran karena disebabkan air dan udara yang terdorong oleh sesuai dan berbentuk lingkaran itu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik," ucap Fa'iq.

Manfaatkan Angin dan Air Siswa SMA ini Ciptakan Pembangkit Listrik "Winner Voice"

"Cara kerjanya yakni ada arus dihalangi sama silinder berbentuk horizontal maka bisa membentuk pusaran atau vortex bagian atas dan bagian bawah. Pusaran yang berbentuk bergantian atas bawah dan naik turun itu kita hubungkan ke batang penghubung yang dihubungkan ke generator, batangnya dari alumunium agar tahan terhadap akrat karena di laut, dari generator itu bisa mengalirkan listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan warga," tambahnya.

Menurut Fa'iq penggunaan energi angin dan pelepasan vortex ini ramah lingkungan dan termasuk dalam kategori sumber daya energi terbarukan (renewable). Sehingga manfaatnya akan bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Fa'iq dan Zufar juga ingin mengatakan bahwa vortex bukan hanya dianggap sebagai hal yang negatif yang bisa merusak tetapi juga bisa bermanfaat.

"Selama ini vortex itu dianggap merusak jadi kami ingin membuat vortex ini bisa memiliki fungsi untuk menggerakan generator dan menghasilkan listrik," tuturnya.

Dalam pameran di LIPI beberapa waktu lalu, Fa'iq dan Zufar hanya menampilkan maket temuannya yang butuh waktu 3-4 bulan itu. Dia tidak menampilkan bentuk yang asli karena untuk membuat pembangkit listrik ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan sejumlah ahli teknisi.

"Kita masih membutuhkan bantuan karena penelitian ini masih pioner belum banyak yang tahu dan masih butuh bantuan untuk pengembangan alat lebih lanjut selain itu juga membutuhkan pembimbing penelitian terkait perhitungan teknisnya," kata dia.  (detik)

Jokowi Resmikan Satelit 'Maritim' LAPAN A2

Satelit equatorial pertama buatan Indonesia yakni LAPAN A2, Akan diresmikan Presiden Joko Widodo. Satelit ini akan dipergunakan untuk pemantauan kemaritiman Indonesia.

Menurut agenda yang diperoleh pada Kamis (3/9/2015) Presiden Jokowi akan menyampaikan sambutan pada pukul 09.00 WIB di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Jl Cagak Satelit Km 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Satelit tersebut akan diluncurkan dengan menumpang roket dari India esok hari.


Jokowi Resmikan Satelit 'Maritim' LAPAN A2

LAPAN A2 sebenarnya sudah selesai pada tahun 2012 dengan tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian di dalam negeri. LAPAN A2 berbeda dengan 'kakaknya' yakni LAPAN A1/LAPAN-TUBSAT karena telah menggunakan teknologi satelit mikro, sehingga selangkah lebih maju.

Sementara LAPAN A1 sendiri sudah diluncurkan pada tahun 2007 atas kerja sama dengan TU Berlin, Jerman. Proses perakitan LAPAN A1 ketika itu di Jerman dan kini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer. Tetapi masa operasional LAPAN A1 sudah berakhir pada 2013.

LAPAN A2 nantinya akan diorbitkan dekat dengan equator atau garis khatulistiwa dengan inklinasi 6° pada ketinggian 650 kilometer. Misi dari satelit berbobot 78 kilogram tersebut adalah memantau permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir (ORARI).

Satelit karya anak bangsa ini dibenamkan kamera analog dengan resolusi 5 meter dan kamera digital dengan resolusi 4 meter. Satelit ini pun siap untuk menjelajahi Indonesia sebanyak 14 kali dalam sehari.

LAPAN A2 juga dibekali dengan Spaceborne Receiver Automatic Identification System dengan cakupan ribuan kilometer. Tentu saja teknologi ini ditujukan untuk memantau lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia. (Detik)

Minggu, 02 Agustus 2015

Tim Matematika Indonesia Raih dua Medali Emas di Bulgaria

Tim Matematika Indonesia meraih sejumlah medali dalam Kompetisi Matematika Internasional untuk Mahasiswa Ke-22 di Blageovgrad Bulgaria yang berlangsung 27 Juli hingga 2 Agustus 2015.

Tim Matematika Indonesia Raih dua Medali Emas di Bulgaria

Fungsi Pensosbud KBRI Sofia Dina Martina kepada Antara di London, Minggu (2/8/2015), menyebutkan Indonesia meraih dua medali emas yang disumbangkan Muhamad Al Kahfi dari ITB dan Pramudya Ananto dari UGM.

Selain itu Tim Matematika Mahasiswa Indonesia juga meraih satu medali perak yang disumbangan Made Benny Prasetya Wiranata (UGM) dan tiga medali perunggu masing-masing diraih Galih Pradananta, Brilly Maxel Salindeho dan Afif Humam dari ITB.


Sementara Willy Sumarno (UGM) dan Yusuf Hafidh (ITB) memperoleh Honorable Mention, dan sertifikat untuk Jona Marinus Manulang (UI).

Dina Martina mengatakan prestasi yang diperoleh Tim Matematika Indonesia ini adalah yang terbaik dibandingkan tahun sebelumnya sejak keikutsertaan Indonesia pada kompetisi Matematik Internasional tahun 2004. Tim RI pernah dua kali memperoleh satu emas yaitu pada kompetisi di Bulgaria tahun 2010 dan 2014.

Menyambut keberhasilan Tim Matematik ini, Dubes RI Bunyan Saptomo menjamu Tim RI makan siang di Wisma Duta sebelum kembali ke Tanah Air.

Pada kesempatan itu Dubes menyampaikan selamat dan apresiasi atas prestasi yang diraih, serta mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.

"Prestasi ini menunjukkan Indonesia tidak kalah dari negara lainnya di bidang matematika," ujarnya.

Tim yang terdiri dari sembilan mahasiswa dengan usia antara 19-22 tahun ini dipimpin Dosen Pembina dari Universitas Pendidikan Indonesia, Siti Fatimah dan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud Fajar Pryautama.

Menurut Siti Fatimah, sembilan mahasiswa yang tergabung dalam Tim Matematik ini merupakan hasil seleksi dari sekitar 1.300 mahasiswa berbagai Perguruan Tinggi seluruh Indonesia baik negeri maupun swasta.

Peraih emas, Pramudya Ananto (22 ), yang tahun lalu mendapatkan perak dalam ajang yang sama menyampaikan tahun ini materi soal yang diujikan lebih sulit dari tahun lalu. Peserta dari Rusia dan Israel menjadi pesaing terberat.

Sementara Muhamad Al Kahfi, mahasiswa tahun pertama ITB, yang meraih emas adalah peserta termuda (19 ). Penghargaan tertinggi Grand Grand Prize pada kompetisi matematik Internasional ini diraih mahasiswa dari Moscow Institute of Physics and Technology dan St. Petersburg State University.

Di ajang internasional ini tim Indonesia bersaing dengan 326 peserta dari sekitar 75 universitas di dunia seperti Yale University (AS), Utrecht dan Leiden University (Belanda), Moscow Institute of Physics and Technology dan St. Petersburg State University (Rusia), University of Warwick (UK).

Selain itu mahasiswa dari Sharif University of Technology dan Isfahan University of Technology (Iran) Institute of Science and Technology (IST) Austria, serta Nanyang Technological University (Singapore). Salah satu peserta yang mewakili Nanyang Technological University adalah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Universitas tersebut. (Kompas)

Lexus Kembangkan Papan Terbang Marty McFly

Masih ingat ketika Marty McFly, di film Back to The Future 2, berjalan dengan papan terbang? Lexus mencoba mewujudkannya tahun ini.

Produsen otomotif dari Toyota Motor itu dikabarkan sedang mengembangkan sebuah papan terbang yang terinspirasi dari film tersebut. Sebagai buktinya, Lexus menampilkan sebuah video tentang papan terbang itu, yang bernama Slide.


Slide, hoverboard atau papan terbang buatan Lexus
Slide, hoverboard atau papan terbang buatan Lexus

Video promo yang diposting di YouTube itu menampilkan Slide bisa membawa siapapun yang berdiri di atasnya untuk berpindah tempat. Penggunaannya hampir sama dengan memakai skateboard.

"Slide bisa terbang dengan mengandalkan superkonduktor dingin dari nitrogen cair. Ditambah bantuan magnet permanen. Di atasnya terdapat sebuah papan dari bambu untuk sandaran kaki," ujar juru bicara Lexus, dalam video tersebut.


Dilansir dari PC World, 24 Juni 2015, superkonduktor pada Slide mampu menciptakan levitasi magnetik. Sebuah Cryotat, atau perangkat untuk mengatur suhu udaha rendah, mendinginkan nitrogen cair di papan tersebut dan membuat superkonduktor selalu dingin. Ketika superkonduktor bersuhu dingin, dia menciptakan arus listrik yang dapat menahan magnet, sehingga papan bisa mengapung tanpa harus bersentuhan dengan dasarnya.

Ini artinya, untuk bisa terbang menggunakan Hoverboard, dibutuhkan permukaan jalan yang serba terbuat dari magnet. Jikat terbuat dari aspal, jangan harap papan itu bisa mengapung.

Slide diklaim tidak membutuhkan baterai atau suplai energi. Dia hanya membutuhkan magnet yang ditanam di permukaan agar bisa membuat papan mengapung, dengan memanfaatkan pertolakan antarmagnet di papan dan di permukaan.

Pihak Lexus mengatakan jika perangkat ini belum akan dijual di pasaran. Namun mereka memastikan jika uji coba akan dilakukan beberapa pekan ke depan di Barcelona. (VivaNews)

Minggu, 12 Juli 2015

Pakar MIT Prediksi Koloni manusia pertama di Mars akan mati dalam 68 hari

Perkembangan teknologi roket raksasa seakan meningkatkan minat para ahli untuk membuat koloni manusia pertama di luar angkasa. Kali ini target mereka bukan bulan, tetapi planet Mars. Sayangnya, banyak yang memprediksi koloni manusia pertama di luar angkasa bakal musnah dalam sekejap.

Pakar MIT Prediksi Koloni manusia pertama di Mars akan mati dalam 68 hari

Salah satu pengusaha asal Belanda kini membuat sebuah yayasan yang akan membuat sebuah proyek prestisius untuk membangun pusat peradaban manusia di planet Mars dalam waktu dekat, tepatnya 10 tahun mendatang. Yayasan tersebut, Mars One, juga diketahui sudah membuat proposal dan rencana detail tentang pembangunan koloni di planet Merah.

Namun pihak MIT mempunyai pendapat lain terkait rencana pembuatan koloni tersebut. Berdasarkan penelitian dari mahasiswa MIT, pembangunan sebuah koloni di Mars dalam waktu dekat adalah sebuah misi bunuh diri belaka. Beragam hambatan diprediksi dapat mengancam keselamatan misi hingga astronot yang tergabung di dalamnya.


"Kru (astronot) pertama yang akan membangun koloni di Mars akan meninggal di hari ke-68," ungkap mahasiswa MIT dalam laporannya.

Terdapat setidaknya empat penyebab utama kegagalan dari misi pembangunan koloni manusia pertama di Mars, yakni masalah sumber makanan, pola cocok tanam, perlengkapan, hingga masalah transportasi.

Para astronot yang hidup di Mars diprediksi akan kehabisan makanan sebelum misi tersebut. Menurut rencana eksplorasi Mars One, para mahasiswa MIT memprediksi koloni Mars akan kelaparan dalam waktu singkat. Sementara itu, melakukan aktivitas bercocok tanam di daratan planet Merah juga bukan jawaban yang 'aman'.

Bukan karena ketidakmampuan daratan Mars untuk dijadikan lahan garapan, tetapi akibat oksigen yang diproduksi oleh tanaman pangan yang ada. Bagaimana bisa? | merdeka

Ilmuwan : prediksi zaman es ancam manusia di tahun 2030!

Dikabarkan National Astronomy, Juli lalu, seorang Profesor bernama Valentina Zharkova mengutarakan sebuah hasil penelitian yang sangat mengejutkan. Bagaimana tidak, dia memperingatkan manusia bila zaman es akan kembali membekukan Bumi.

Ilmuwan : prediksi zaman es ancam manusia di tahun 2030!

Berdasarkan penelitian Valentina, zaman es itu akan terjadi sekitar tahun 2030 akibat dari kacaunya siklus matahari, Daily Mail (10/07).

Perlu diketahui, matahari mempunyai siklus 11 tahunan di mana saat siklus itu terjadi, aktivitas matahari mencapai puncaknya atau sebaliknya 'tertidur'.

Nah, di siklus matahari ke-26 yang akan terjadi di antara tahun 2030-2040, aktivitas matahari akan mencapai titik terendahnya, sama seperti 370 tahun silam. Fenomena pasifnya matahari itu disebut 'Maunder Minimum'.


370 Tahun lalu, tepatnya di antara tahun 1646-1715, Maunder Minimum menyebabkan Bumi dihantam zaman es kecil. 'Tertidurnya' matahari menyebabkan kawasan Eropa mengalami musim dingin terburuk dalam sejarah. Saat itu sungai Thames di Inggris bahkan dikatakan membeku total!

Menurut Profesor Valentina, kacaunya siklus matahari itu disebabkan oleh tidak 'seiramanya' gerakan lapisan luar matahari dan lapisan dalamnya. Ketika Maunder Minimum terjadi di tahun 2030an, dua lapisan matahari itu diprediksi saling mengganggu gerakan satu sama lain.

Imbasnya, matahari tidak bisa menghasilkan energi penuh seperti biasa. Hal itu terlihat dari penurunan drastis jumlah bintik matahari. Bahkan, saat Maunder Minimum 370 tahun lalu terjadi, bintik matahari dikatakan sempat hilang sama sekali. | merdeka

Kamis, 25 Juni 2015

Amerika segera bangun pangkalan militer di ruang angkasa

Nampaknya, perang tidak hanya akan berlangsung di daratan Bumi saja. Sebab, Amerika sedang berancang-ancang membangun pangkalan perang di luar angkasa.

Rencana besar itu diungkapkan oleh Sekretaris Departemen Pertahanan Amerika, Robert Work di konferensi intelijen GEOINT 2015. Menurut Robert, proyek pembangunan pangkalan itu sedianya dimulai 6 bulan lagi.


Amerika segera bangun pangkalan militer di ruang angkasa

Pangkalan tersebut diklaim mampu memburu satelit militer atau mata-mata milik negara lain. Harapannya, pangkalan militer itu mampu mencegah serangan yang diarahkan pada satelit milik Amerika.


Yang patut diwaspadai, pangkalan itu tidak hanya berperan sebagai pusat persenjataan Amerika di luar angkasa, tetapi juga tempat berkumpulnya semua data satelit milik Amerika. Dengan begitu, data intelijen dari bumi dan luar angkasa lebih mudah diatur.

Hal itu bisa membuat Amerika dengan mudah menemukan tentara musuh di zona perang yang ada di Bumi. Sebelum akhirnya meluncurkan serangan balasan.

"Jika ada tentara Rusia yang mengunggah foto selfie-nya di zona perang, kami ingin tahu secara akurat posisi foto itu diambil," ungkap Robert Work, Gizmodo (24/06). (Merdeka)

Jumat, 03 April 2015

ECA A18 AUV Alat Canggih Pendukung Survei Bawah Air

Perusahaan Prancis meluncurkan produk baru untuk kebutuhan laut dalam. Produk sarat teknologi itu dirancang untuk survei bawah air, dengan kedalaman hingga 3000 meter.
 

ECA A18 AUV (Autonomous Underwater Vehicle),  merupakan produk sebuah perusahaan yang berbasis di Prancis. Peralatan tersebut dilengkapi sistem robotika, otomatisasi dan simulasi.

ECA A18 AUV (Autonomous Underwater Vehicle)
ECA A18 AUV (Autonomous Underwater Vehicle)

Sistem peralatan tersebut, sebagaimana dilansir Maritime Journal, dapat beroperasi di bawah air selama lebih dari 24 jam di kedalaman 3.000 m. Dilengkapi sensor miniatur spesialis dan software, telah dirancang khusus untuk survei hidrografi, oseanografi penelitian, eksploitasi sumber daya dasar laut, dan mencari guna sebuah operasi penyelamatan di laut. Sehingga peralatan itu dapat gambar 3D di dasar laut.

Peralatan tersebut dapat dioperasikan melalui peluncuran dan pengambilan yang berbeda dari sistem yang tersedia dari perusahaan. Harga pasaran peralatan tersebut, dengan berat antara 50 dan jangkauan 120kg, berkisar antara €1.5 miliar Euro hingga €5 miliar Euro. (JMOL)

Rabu, 25 Maret 2015

Ilmuwan Rusia Ciptakan Jubah kamuflase Canggih Untuk Tetara

Perkembangan teknologi militer berkembang dengan cepat seiring dengan kubutuhan yang mendukung operasi militer dilapangan, salah satunya adalah baju atau jubah pelindung prajurit.

Ilmuwan Rusia Ciptakan Jubah kamuflase Canggih Untuk Tetara

Dimasa depan seragam tempur prajurit modern akan menggunkan bahan komposit yang ringan, dan memiliki fungsi seperti melindungi tubuh tentara dari ledakan senjata api, menyamarkan kehadiran tentara dalam spektrum radiasi tertentu, memblokir radiasi dalam spektrum ultraviolet dan inframerah, sehingga tentara tak akan terlihat oleh sensor termal. Kini, ilmuwan tengah menyusun material yang dapat memperkuat fitur tersebut.

Pasukan Rusia sudah mendapatkan perlengkapan canggih dari kompleks ‘tentara masa depan’ Ratnik (Prajurit), yang terdiri dari berbagai elemen termasuk pakaian tempur.


Menurut Russian Advanced Research Projects Foundation, seragam tempur prajurit yang ada saat ini belum memberikan keamanan dan kenyamanan yang dibutuhkan oleh tentara, sehingga perlu diciptakan material pakaian tempur baru demi keamanan dan kenyamanan para prajurit.

Sebagai langkah awal Russian Advanced Research Projects Foundation dan Universitas Negeri Saratov telah membangun Laboratorium Special-Purpose Materials guna mengembangkan material canggih untuk pakaian tempur para tentara. Berdasarkan kemampuan perlindungannya, material ini akan melampaui semua bahan pakaian tempur yang sudah ada saat ini.

Research Projects Foundation berusaha untuk mewujudkan basis teknologi untuk menciptakan material baru untuk pembuatan kain yang sangat halus menggunakan electrospinning. Dengan teknologi ini, diharapkan dapat menciptakan kain sintetis yang sangat halus dengan kemampuan perlindungan yang unik.

Singkatnya, dalam beberapa tahun ke depan militer Rusia akan memiliki ‘jubah tak terlihat’. Berkat struktur kainnya yang unik, material ini akan sangat ringan dan tidak menghambat sistem pernafasan pengguna, sehingga pakaian ini dapat digunakan oleh tentara sepanjang waktu. Saat ini, pakaian tempur kompleks Ratnik hanya dapat digunakan selama 48 jam. (rbth)

Senin, 23 Maret 2015

Kalkulator Canggih Pendeteksi Serangan Jantung dan Stroke

Serangan jantung dan stroke merupakan kondisi kesehatan yang selama ini sulit diprediksi. Namun, apa jadinya jika ada alat atau aplikasi yang bisa menghitung kapan seseorang  akan  terkena serangan jantung dan juga stroke?. 

Kalkulator Canggih Pendeteksi Serangan Jantung dan Stroke

National Health Service (NHS) Inggris, baru saja meluncurkan aplikasi kalkulator kontroversial yang konon bisa memperkirakan waktu datangnya serangan jantung atau stroke. 

Para ahli kesehatan mengatakan, alat ini diharapkan akan menjadi  alat bantu "tanda peringatan" bagi semua orang. Kalkulator ini juga akan menjadi pelecut bagi sesorang untuk meninggalkan gaya hidup beresiko. 


Untuk menggunakan kalkulator ini, seseorang diwajibkan untuk memaparkalaan data-data dasar seperti usia, berat badan, tinggi badan, kebiasaan merokok, beberapa rincian medis lain, dan keterangan riwayat keluarga yang pernah mengalami serangan jantung sebelum usia 60 tahun. 

Alat ini bisa diakses secara online disitus resmi NHS atau lewat aplikasi mobil. "Mengerti usia jantung akan menjadi sinyal  bagi seseorang yang mungkin memiliki resiko. Ini akan menjadi tanda untuk bereaksi dan melalukan perubahan gaya hidup,"  ujar Profesor John Deanfield, ahli jantung NHS yang ikut membantu pengembangan alat seperti dikutip dari halaman telegraph. (PR)

Minggu, 22 Maret 2015

Samsung Guru 1107 Ponsel Tenaga Surya Pertama Didunia

Pernahkan Anda mengalami kehabisan batrai ponsel saat berpergian didaerah terpencil dan tidak ada akses dengan listrik untuk mengisi ulang ponsel, lalu kita membayangkan seandanya saja ponsel ini bisa mengisi ualng batrainya dengan menanfaatkan sinar matahari.

Tahukan anda jika Samsung pernah mewujudkan ponsel seperti kasus diatas.  Ya, Perusahaan ponsel asal Korea Selatan ini pernah mengembangkan ponsel bertenaga surya.

Samsung Guru 1107 Ponsel Tenaga Surya Pertama Didunia
Samsung Guru 1107 Ponsel Tenaga Surya Pertama Didunia

Dikutip dari Phone Arena, Senin, 23 Maret 2015, ponsel bertenaga surya Samsung merupakan ponsel berbasis surya pertama di dunia. Ponsel tersebut adalah Samsung guru E1107.

Ponsel bertenaga surya itu dirilis pertama kali pada 2009. Pada ponsel ini, Samsung menyematkan pelat sel surya pada bagian belakang ponsel. Jadi saat bagian sel tersebut terpapar sinar matahari, sel akan menghasilkan energi listrik yang bisa mengisi ulang baterai ponsel.


Sel surya tersebut memang tak banyak memberikan daya, namun setidaknya cukup dalam keadaan darurat atau solusi seringnya mati listrik di beberapa negara. Untuk mengisi daya, ponsel juga cukup melakukan panggilan suara selama 5 hingga 10 menit.

Ponsel Guru E1107 bukan satu-satunya ponsel surya yang dimiliki Samsung. Pada tahun yang sama, 2009, raja Android itu juga merilis ponsel surya lain, Samsung Blue Earth.

Sama dengan versi Samsung Guru, versi Blue Earth juga memiliki sel surya di bagian belakang. Paparan sinar matahari selama sejam, bisa diubah menjadi 10 menit talk time.

Blue Earth memang berbeda dengan versi Samsung Guru. Ponsel Blue Earth menawarkan fitur lain misalnya bisa terkoneksi dengan internet, YouTube dan jejaring sosial. Samsung Blue Earth juga bisa terhubung dengan Wi-Fi atau 3G serta fitur GPS bisa menentukan lokasi penggunaan ponsel.

Kini sudah cukup lama Samsung belum mengeluarkan ponsel surya lagi. Menarik ditunggu apakah dalam tahun-tahun mendatang, Samsung bakal merilis ponsel surya lainnya. (Vivanews)

Sabtu, 21 Maret 2015

AeroMobil - Mobil Terbang Canggih Buatan Slovakia

Pernahkan kita bermimpi dan mambayangkan mengendarai atau menaiki mobil terbang seperti dalam film fiksi?. ya, Mobil terbang kini hampir menjadi keyantaan. kendaraan canggih tersebut ternyata bakal hadir di kehidupan nyata. mobil dua alam yang dapat melesat di jalan raya dan terbang bebas di udara.

AeroMobil - Mobil Terbang Canggih Buatan Slovakia
Aeromobil2.5.  | Foto: Autoblog


Adalah perusahaan otomotif asal Slovakia. Mereka mengaku telah sukses mengembangkan alat transportasi paling revolusioner di bumi. Setelah melakukan beberapa uji coba, Aeromobil kini menyatakan kesiapannya meluncurkan mobil terbang yang diberinama Flying Roadster alias Aeromobil 3.0.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) Aeromobil, Juraj Vaculik, seperti dilansir Autoevolution, mobil terbang itu akan diproduksi secara terbatas. Peluncuran sedianya akan dilakukan pada 2017 mendatang.


Ia juga mengatakan, sebenarnya konsep mobil terbang sudah diinisiasi sejak 1990 hingga 1994 silam. Pengembangan konsep dilaporkan menghabiskan waktu sampai 15 tahun yakni 1995 sampai 2010, hingga bisa diterbitkan prototipe pertama pada 2013 lalu dengan nama AeroMobil 2.5.

Flying Roadster dikatakan hanya dapat mengangkut dua orang penumpang. Mobil ini memiliki panjang enam meter, lebar 2,24 meter (sayap dilipat), lebar sayap 8,32 meter (saat dibentangkan) dan berat kosong mencapai 600 kilogram.

Kecanggihan Flying Roadster

Menurut Juru bicara AeroMobil, Tatiana Veber, kendaraan terbang yang memiliki sayap terlipat ini telah mengadopsi teknologi baik mobil dan pesawat. Bentuknya pun hasil gabungan dari dua kendaraan tersebut, yakni setengah bagian berbentuk mobil, setengahnya lagi berbentuk pesawat.

AeroMobil diklaim semakin menarik karena mengusung mesin hybrid, sehingga bisa juga menggunakan bahan bakar minyak seperti bensin.

"Mobil ini dibangun untuk bahan bakar biasa untuk mesin Rotax 912 ULS. Mobil ini merupakan kendaraan masa depan yang sangat canggih karena dijejali beragam teknologi mutakhir," ujar Veber seperti dilansir Rushlane.

Flying Roadster Mobil Terbang Canggih Buatan Slovakia
AeroMobil saat melakukan uji coba

AeroMobil 3.0 atau Flying Roadster ini menggunakan mesin Rotax 912 berkapasitas 1.352cc, dengan konfigurasi mesin Boxer empat silinder. Mesin ini sudah dilengkapi dengan sistem pendinginan cair dan oli sehingga suhu mesin lebih stabil. Mesin Rotax 912 ini diklaim sanggup menyemburkan tenaga sampai 100 daya kuda pada putaran mesin 5.800 rpm.

Ia menjelaskan, Aeromobil generasi ketiga ini adalah mobil terbang yang dapat mengudara sejauh 700 kilometer dengan tangki penuh. Saat sayapnya terlipat, ukuran mobil terbang ini cukup di satu posisi
parkir. Tak hanya di udara, mobil ini juga bisa dintegrasikan dengan kondisi lalu lintas jalanan umum.

"Untuk mengudara, mobil ini tak memerlukan landasan pacu pesawat terbang. Mobil terbang ini bisa lepas landas di jalan normal. Hanya saja, landasan ini harus memiliki jarak panjang yang kosong sekira 200 meter," ujar Veber.

Ketika akan terbang, lebar mobil ini juga dikatakan bakal bertambah menjadi delapan meter. Hal ini terjadi karena sayap pada mobil yang harus dibentangkan. Wujud mobil akan kembali ke posisi normal alias sayap melipat, jika kembali melesat di jalan raya.

Jika berada di darat, mobil ini bisa dipacu dengan kecepatan maksimum hingga 100 mil per jam (160 kilometer/jam) dan saat di udara sanggup mencapai kecepatan hingga 124 mph (200 km/jam).

Untuk mengemudikannya, si pembesut tak bisa sembarangan. Sebab, mereka harus mengantongi lisensi sama seperti pilot. Surat Izin Mengemudi (SIM) ini nantinya bisa digunakan di udara dan di darat.

"Bagaimanapun peraturan dan sertifikasi masih menjadi kendala besar untuk adopsi sebuah mobil terbang. Kami harus mencocokkan 100 tahun birokrasi di udara dan 100 tahun birokrasi di tanah. Ini tidak mudah. Yang pasti, nantinya pengemudi akan perlu memiliki lisensi pilot yang masih berlaku untuk mengoperasikan kendaraan di darat," tambah Juraj Vaculik. (Vivanews)

Pemerintah Berencana Pulangkan Ilmuwan Indonesia dari Luar Negeri

Kurangnya penghargaan dan fasilitas yang memadai didalam negeri menjadi salah satu alasan banyaknya ilmuwan Indonesia yang memilih berkarya di luar negeri dan meninggalkan Indonesia.

Kini diera Menteri Ristek Dikti, M. Nasir Ada wacana untuk memanggil pulang para ilmuwan Indonesia yang berkaya diluar negeri untuk kembali mengabdi dan berkarya didalam negeri. Pemerintah mengaku telah membicarakan hal ini dan mencari solusi terbaik untuk membawa mereka pulang kembali ke Indonesia.

Pemerintah Berencana Pulangkan Ilmuwan Indonesia dari Luar Negeri
Menristek Muhammad Nasir | foto : VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

Seperti hasil wawancara yang dilansir viva.co.id, Menristek M. Nasir berujar "Kami sudah rapat koordinasi. Ini atas saran Bapak Presiden juga. Saya koordinasi dengan para menteri, baik Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan kaitannya dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Kami akan coba fasilitasi itu," ujarnya.

Lebih lanjut Nasir menjelaskan, yang menjadi pembicaraan saat ini adalah mengenai anggaran yang akan dialokasikan untuk para inventor-inventor tersebut. Oleh karena itu, akan diperhitungkan juga umpan balik (feedback) hasil temuannya itu untuk negara.


"Sudah ada rencana itu. Hanya anggarannya yang masih dibicarakan. Ada upaya penarikan mereka kembali," ujar Nasir.

Anggaran tersebut, kata Nasir, pastinya belum akan dialokasikan tahun ini, karena fiskal yang mereka miliki terbatas. Namun, akan diupayakan dari fiskal yang lain, sesuai dengan penghematan yang telah dilakukan pemerintah.

"2015 itu fiskal kita sudah terbatas. Saya nggak bisa bergerak lagi kan. Saya harus mencari fiskal yang lain, melalui penghematan," ujar dia.

Dia menjelaskan, Presiden Joko Widodo juga mengamanatkan, jika ada penghematan harus dimanfaatkan langsung, sehingga bisa optimal. "Ke depan, pada 2016, kami mulai munculkan anggaran. Kami dorong kepada Menteri Keuangan dan juga Menteri Perindustrian, kalau bisa kami tarik (ilmuwan Indonesia) ke sini untuk bangun industri," kata dia.

Namun begitu, tidak semua ilmuwan akan dipulangkan. Pemerintah mengaku memiliki kriteria ilmuwan atau inventor yang diincar. Hal ini bergantung pada seberapa besar nilai karya atau temuan mereka dan berapa besar umpan baliknya pada negara.

"Nanti tahapannya adalah kami ingin inventor-inventor tertentu saja. Ada yang di Jepang, Amerika, dan beberapa lainnya," ujar Nasir.

Salah satu yang menjadi perhatian Menristek Dikti adalah penemu chip smart card yang kabarnya sekarang tinggal di Wisconsin, Amerika Serikat. Kebutuhan smart card di Indonesia cukup besar dengan jumlah 50 juta unit setiap tahunnya. Harga per unit dari smart card itu sekitar Rp15.000.

"Kami tidak bisa produksi sendiri, harus impor. Bayangkan 50 juta dikali Rp15.000, nilai totalnya Rp7,5 triliun. Tapi, dia (si penemu chip smart card) juga bingung mau pulang ke Indonesia, khawatir tidak bisa berkarya. Itu yang akan kami upayakan dan fasilitasi," papar Nasir. (VivaNews)

Arnold Orville Beckman: Ahli Kimia Penemu pH Meret

Arnold Orville Beckman adalah seorang ahli kimia Amerika yang didirikan Instrumen Beckman, pada tahun 1935 beliau menemukan pH meter yang berfungsi untuk mengukur keasaman. Dia juga merupakan salah satu donatur perusahaan transistor pertama.

Arnold Orville Beckman
Arnold Orville Beckmanfoto : biosurplus.com

Beckman lahir pada 10 April 1900 di Cullom, Illinois. Ia adalah anak seorang pandai besi. Dia memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang dunia sejak usianya masih dini. Ketika ia berusia sembilan tahun, Beckman menemukan sebuah buku teks kimia tua dan mulai mencoba percobaan. Ayahnya mendorong minat ilmiah dengan membiarkan dia mengkonversi gudang peralatan ke laboratorium.

Beckman kuliah di University of Illinois, di mana ia memperoleh gelar sarjana di bidang teknik kimia pada tahun 1922 dan gelar master dalam kimia fisika pada tahun 1923. Saat ia berkuliah di University of Illinois, ia diinisiasi ke dalam Persaudaraan Alpha Gamma Sarjana Ilmiah pada Desember 1922. Ia bergabung dengan Persaudaraan Upsilon Delta.


Beckman memutuskan untuk pergi ke Caltech memperoleh gelar doktoral. Dia tinggal di sana selama setahun, namun ia memutuskan untuk kembali ke New York bersama dengan tunangannya, Mabel, yang bekerja sebagai sekretaris untuk sebuah perusahaan asuransi masyarakat. Dia menemukan pekerjaan dengan Western Electric departemen, yang merupakan pendahulu dari Bell Telephone Laboratories.

Di Western Electric, Beckman mengembangkan program kontrol kualitas untuk pembuatan tabung vakum dan belajar tentang desain sirkuit. Di sinilah Beckman menemukan minatnya dalam bidang elektronik. Beckman menikah Mabel pada tanggal 10 Juni 1925. Satu tahun berikutnya, pasangan ini pindah kembali ke California dan Beckman melanjutkan studinya di Caltech. Dia menjadi tertarik dalam fotolisis ultraviolet dan bekerja dengan penasihat doktornya, Roscoe G. Dickinson, pada instrumen untuk menemukan energi dari sinar ultraviolet. Selama berada di Caltech, ia bekerja bersama Linus Pauling, yang memiliki penasihat doktoral yang sama, Roscoe G. Dickinson.

Beckman, dan keluarganya kemudian membangun rumah di Altadena, di kaki bukit dan berbatasan dengan Pasadena. Mereka tinggal di Altadena selama lebih dari dua puluh tujuh tahun. Ketertarikan Beckman di bidang elektronik membuatnya sangat populer dalam departemen kimia, karena ia sangat terampil dalam membangun instrumen pengukuran. Beckman menemukan pH meter pada tahun 1935. Awalnya disebut acidimeter, yakni perangkat penting untuk mengukur pH suatu larutan. (Merdeka)