Meski saat ini Indonesia baru mampu menguasai aplikasi satelit navigasi, tapi tidak menutup kemungkinan ke depan SDM tanah air mampuh mengembangkan sistem aplikasi satelit navigasi secara mandiri.
"Kita baru menguasai aspek aplikasi satelit navigasi," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin. Pernyataan ini disampaikan pada pembukaan pelatihan internasional tentang sistem satelit navigasi global (Global Navigation Satellite System/GNSS) di Jakarta, Selasa 26 Agustus 2014.
Thomas mengatakan, pengembangan satelit di Indonesia fokus pada sistem satelit penginderaan jauh dan satelit komunikasi. Hal itu sesuai dengan rencana dan strategi Lapan hingga tahun 2019.
"Kemungkinan setelah 2019 kita akan kembangkan sistem navigasi ini," kata Thomas.
Lebih lanjut dia mengatakan, sistem GNSS sudah lama digunakan untuk navigasi misalnya Amerika dengan sistem GPS, Eropa dengan sistem yang dinamakan Galileo, dan Tiongkok dengan Baidu.
Saat ini Indonesia belum menjadi anggota penuh dari organisasi keantariksaan Asia Pasifik (Asia Pasific Space Cooperation organization/APSCO) tapi baru sebagai negara penandatangan.
Pelatihan internasional yang digelar APSCO untuk pertama kalinya di Jakarta itu diikuti perwakilan dari negara anggota APSCO yaitu Bangladesh, Tiongkok, Iran, Mongolia, Pakistan, Peru, Italia, Turki, dan Indonesia.
Menurut Thomas, pelatihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia masing-masing negara anggota APSCO di bidang teknologi sistem navigasi dan pemanfaatannya.
Sumber : Antaranews.com
Rabu, 27 Agustus 2014
Selasa, 26 Agustus 2014
NASA Adakan Kontes Desain Balon Udara Raksasa Untuk Eksplorasi Luar Angkasa
NASA berencana untuk membuat balon udara raksasa untuk keperluan eksplorasi luar angkasa. Ide baru yang cukup radikal ini dilatar belakangi oleh mahalnya biaya peluncuran satelit yang selama ini dilakukan oleh NASA.
Rancananya Balon udara raksasa ini akan dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber energi utama, balon udara ini akan berfungsi sebagai sarana penunjang sistem telekomunikasi. Bahkan, NASA menambahkan jika balon udara dapat dijadikan tempat eksperimen dan teleskop luar angkasa, Daily Mail (26/08).
NASA akan mengadakan sebuah kontes untuk mendapatkan desain terbaik dari sebuah balon udara yang nantinya akan mengorbit di lapisan stratosfer bumi sekitar 20 kilometer di atas permukaan air laut. Salah satu aspek penting yang harus dipenuhi dalam kontes desain ini adalah kemampuan balon untuk membawa logistik dalam jumlah besar. NASA sendiri telah mempersiapkan sekitar Rp 47 miliar untuk meluncurkan balon udara tersebut tahun depan.
NASA berpendapat penggunaan balon udara dianggap jauh lebih murah ketimbang misi peluncuran satelit yang kerap menghabiskan dana hingga ratusan miliar rupiah. Balon udara juga dapat bermanuver dengan mudah untuk menemukan posisi terbaik guna melakukan observasi, baik pengamatan angkasa atau bumi dalam jangka waktu tahunan.
Perusahaan-perusahaan telekomunikasi dapat memanfaatkan balon udara tersebut untuk menyediakan layanan jaringan seluler dengan kualitas prima. Daerah-daerah terpencil dan terisolasi pun akan dapat menikmati akses internet berkat balon udara NASA.
Sumber : Daily Mail, Merdeka.com
![]() |
Balon udara NASA | foto : nasa.gov |
Rancananya Balon udara raksasa ini akan dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber energi utama, balon udara ini akan berfungsi sebagai sarana penunjang sistem telekomunikasi. Bahkan, NASA menambahkan jika balon udara dapat dijadikan tempat eksperimen dan teleskop luar angkasa, Daily Mail (26/08).
NASA akan mengadakan sebuah kontes untuk mendapatkan desain terbaik dari sebuah balon udara yang nantinya akan mengorbit di lapisan stratosfer bumi sekitar 20 kilometer di atas permukaan air laut. Salah satu aspek penting yang harus dipenuhi dalam kontes desain ini adalah kemampuan balon untuk membawa logistik dalam jumlah besar. NASA sendiri telah mempersiapkan sekitar Rp 47 miliar untuk meluncurkan balon udara tersebut tahun depan.
NASA berpendapat penggunaan balon udara dianggap jauh lebih murah ketimbang misi peluncuran satelit yang kerap menghabiskan dana hingga ratusan miliar rupiah. Balon udara juga dapat bermanuver dengan mudah untuk menemukan posisi terbaik guna melakukan observasi, baik pengamatan angkasa atau bumi dalam jangka waktu tahunan.
Perusahaan-perusahaan telekomunikasi dapat memanfaatkan balon udara tersebut untuk menyediakan layanan jaringan seluler dengan kualitas prima. Daerah-daerah terpencil dan terisolasi pun akan dapat menikmati akses internet berkat balon udara NASA.
Sumber : Daily Mail, Merdeka.com
Senin, 25 Agustus 2014
Hitchbot : Robot Pengembara Asal Kanada
Hitchbot adalah robot kecil dengan sepatu bot warna-warni. Ia berkelana dengan cara menumpang pada kendaraan lain untuk menjelajahi seluruh Kanada selama tiga pekan. Dari Halifax di pantai Timur ke Victoria di pantai Barat. Sekarang ia sampai di tujuannya.
Berkelana di Kanada dengan Menumpang
Badan Hitchbot hanya terdiri dari sebuah ember. Tangan dan kakinya terbuat dari 'water noodle' yang biasa digunakan untuk mengapung di kolam renang, dan di ujungnya menggantung dua sepatu bot karet warna-warni. Hitchbot nampaknya sosok paling aneh dalam lalu lintas Kanada. Dengan jempol yang diacungkan ke atas, ia menunggu di tepi jalan sampai ada yang mau membawanya. Tujuannya: melintasi Kanada.

Orang Tua Yang Bangga
Pakar ilmu komunikasi Frauke Zeller dan koleganya David Smith dari Ryerson University Toronto membuat Hitchbot. Dengan proyek penelitian ini mereka ingin mencari tahu, apakah robot bisa percaya kepada manusia. Hitchbot dilengkapi dengan kamera serta mikrofon, dan bisa mengenali bahasa serta gerakan. Tetapi untuk transportasi ia tergantung pada manusia.
Dari Pantai ke Pantai
Tanggal 27 Juli, Hitchbot memulai perjalanannya di Halifax di tepi pantai Timur. Untuk sampai ke tujuan di pantai Barat ia mengadakan perjalanan sepanjang 6.000 km, dan perjalanan selama tiga pekan. Itu jauh lebih cepat dari rencana semula. Sebelum tiba di pesta penyambutannya di Victoria, Hitchbot juga berkunjung ke Seattle dan beberapa suku Indian di provinsi British Columbia.
Tidak Pernah Sendirian
Nama Hitchbot berasal dari kata bahasa Inggris 'hitchhiking', yang artinya membonceng. Perjalanannya dilakukan dengan 18 kali membonceng orang berbeda. Tetapi ia tidak selalu berada di jalanan...
Pendamping Sopir dan Tamu Yang Disenangi
Dalam perjalanannya, robot kecil itu juga mendapat banyak undangan untuk datang ke pesta serta acara TV, dan ia tidak bisa hadir ke semua undangan. Tetapi ia ikut seorang sopirnya ke beberapa acara, misalnya ke pesta pernikahan di British Columbia, juga ke sebuah upacara suku Indian Wikwemikong.
Saudara untuk Hitchbot?
Perjalanan Hitchbot sudah berakhir, tapi hanya untuk sementara! Peneliti dari banyak negara sudah mengajukan permintaan agar Hitchbot juga mengadakan perjalanan di negara mereka. Apakah robot kecil itu akan mengadakan perjalanan lagi, atau mungkin mendapat adik, masih dipikirkan peneliti. Yang jelas: proyek akan diteruskan.
Sumber : dw.de
Berkelana di Kanada dengan Menumpang
Badan Hitchbot hanya terdiri dari sebuah ember. Tangan dan kakinya terbuat dari 'water noodle' yang biasa digunakan untuk mengapung di kolam renang, dan di ujungnya menggantung dua sepatu bot karet warna-warni. Hitchbot nampaknya sosok paling aneh dalam lalu lintas Kanada. Dengan jempol yang diacungkan ke atas, ia menunggu di tepi jalan sampai ada yang mau membawanya. Tujuannya: melintasi Kanada.

Orang Tua Yang Bangga
Pakar ilmu komunikasi Frauke Zeller dan koleganya David Smith dari Ryerson University Toronto membuat Hitchbot. Dengan proyek penelitian ini mereka ingin mencari tahu, apakah robot bisa percaya kepada manusia. Hitchbot dilengkapi dengan kamera serta mikrofon, dan bisa mengenali bahasa serta gerakan. Tetapi untuk transportasi ia tergantung pada manusia.
Dari Pantai ke Pantai
Tanggal 27 Juli, Hitchbot memulai perjalanannya di Halifax di tepi pantai Timur. Untuk sampai ke tujuan di pantai Barat ia mengadakan perjalanan sepanjang 6.000 km, dan perjalanan selama tiga pekan. Itu jauh lebih cepat dari rencana semula. Sebelum tiba di pesta penyambutannya di Victoria, Hitchbot juga berkunjung ke Seattle dan beberapa suku Indian di provinsi British Columbia.
Tidak Pernah Sendirian
Nama Hitchbot berasal dari kata bahasa Inggris 'hitchhiking', yang artinya membonceng. Perjalanannya dilakukan dengan 18 kali membonceng orang berbeda. Tetapi ia tidak selalu berada di jalanan...
Pendamping Sopir dan Tamu Yang Disenangi
Dalam perjalanannya, robot kecil itu juga mendapat banyak undangan untuk datang ke pesta serta acara TV, dan ia tidak bisa hadir ke semua undangan. Tetapi ia ikut seorang sopirnya ke beberapa acara, misalnya ke pesta pernikahan di British Columbia, juga ke sebuah upacara suku Indian Wikwemikong.
Saudara untuk Hitchbot?
Perjalanan Hitchbot sudah berakhir, tapi hanya untuk sementara! Peneliti dari banyak negara sudah mengajukan permintaan agar Hitchbot juga mengadakan perjalanan di negara mereka. Apakah robot kecil itu akan mengadakan perjalanan lagi, atau mungkin mendapat adik, masih dipikirkan peneliti. Yang jelas: proyek akan diteruskan.
Sumber : dw.de
Teknologi Sistem Peringatan Dini Indonesia Unggul di ASEAN
Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus pembicara utama dalam ASEAN Science and Technology Week (ASTW) ke-9 di Kota Bogor, Jawa Barat.
Kondisi Geografis Indonesia yang berada pada "ring of fire" memaksa Negara ini untuk menata dan mempersiapkan segala kemungkinan bencana alam yang akan terjadi. Teknologi sistem peringatan dini menjadi tumpuan Indonesia dalam mengatasi gejala alam penyebab bencana yang kerap kali terjadi.
Dari latar belakang kondisi geografis ini akhirnya menghasilkan teknologi-teknologi peringatan dini karya anak bangsa. "Yang paling membanggakan dalam pertemuan ASTW ke-9 ini, Indonesia menjadi pembicara utama untuk sistem peringatan dini serta open source software," kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, saat menghadiri Pekan Kementerian Riset dan Teknologi ASEAN.
Teknologi sistem peringatan dini Indonesia lebih unggul dari negara-negara ASEAN, hal ini dibuktikan dengan tampilnya Indonesia sebagai pembicara utama dalam ASTW ke-9 di Kota Bogor.
"Yang harus kita lakukan adalah bagaimana seminimal mungkin mengurangi jatuhnya korban, maka dari itu sistem peringatan dini harus terus ditingkatkan dan dikembangkan. Tidak hanya untuk gempa bumi, dan Tsunami, juga gunung meletus," kata Menteri.
Menurut Menteri, dalam riset dan teknologi masyarakat ekonomi ASEAN adalah sesuatu yang harus siap dihadapi sehingga wajar kiranya ilmu dan teknologi harus dikembangkan.
"Karena dengan riset dan teknologi bisa meningkatkan produk-produk lokal kita menjadi nilai tambah dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN ini," kata Menteri.
Pekan Kementerian Riset dan Teknologi ASEAN berlangsung selama 10 hari diikuti oleh 780 peserta dari negara-negara angota ASEAN seperti Indonesia, Malayasia, Singapur, Brunai Darussalam, Vietnam, Thailand, dan Filiphina.
Asisten Deputi (Asdep) Jaringan Iptek Internasional Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek), Nada Marsudi, menjelaskan latar belakang diadakan acara ASTW salah satu alasannya, karena Masyarakat Ekonomi ASEAN yang segera berlaku tahun 2015.
Selain juga berpegang dengan tiga pilar kerja sama ASEAN yakni keamanan, politik, ekonomi, dan budaya.
"Kebetulan Iptek masuknya ke dalam pilar ekonomi dan budaya ASEAN," kata Nada.
Ia menambahkan, ASTW ke-9 digelar di Bogor, Jawa Barat, berlangsung sejak 18 hingga 27 Agustus 2014 yang masih menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang diperingati setiap 10 Agustus.
Dalam kegiatan tersebut terdapat 15 rangkaian antivitas, dimulai dari 4th ASEAN Science Congress and Conference (18-19 Agustus), tiga ASEAN Flagships Workshops (OSS, EWS-DRR, Biofuel) pada 20 Agustus, South East Asia-Europe Union (EU)-NET Bibliometrics WS (20 Agustus), dan Sustain EU-ASEAN Environment Research (20 Agustus).
Selain itu ada pertemuan ABAPAST, ABASF, dan INASAT pada 21 Agustus yang dilanjutkan dengan The 68th ASEAN COST Meeting pada 22 Agustus. Pertemuan lain yakni ASEAN COST+ Dialogue Partners (23--24 Agustus), ASEAN STI Exhibition (22-25 Agustus), 8 Informal ASEAN Ministerial Meeting on S&T (8IAMMST) pada 25 Agustus, dan ASEAN ST Awards pada acara Ministerial Gala Dinner.
Menurut Nada, pertemuan hari menjadi spesial karena Indonesia tampil sebagai pembicara utama tentang sistem peringatan dini.
"Sistem peringatan dini Indonesia dinilai lebih unggul karena belajar dari pengalama kita menangani bencana gempa dan Tsunami di Aceh. Ini menjadi bencana terbesar di ASEAN," kata Nada.
Sumber : antaranews.com
![]() |
Sistem-Peringatan-Tsunami | foto : portalkbr.com |
Kondisi Geografis Indonesia yang berada pada "ring of fire" memaksa Negara ini untuk menata dan mempersiapkan segala kemungkinan bencana alam yang akan terjadi. Teknologi sistem peringatan dini menjadi tumpuan Indonesia dalam mengatasi gejala alam penyebab bencana yang kerap kali terjadi.
Dari latar belakang kondisi geografis ini akhirnya menghasilkan teknologi-teknologi peringatan dini karya anak bangsa. "Yang paling membanggakan dalam pertemuan ASTW ke-9 ini, Indonesia menjadi pembicara utama untuk sistem peringatan dini serta open source software," kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, saat menghadiri Pekan Kementerian Riset dan Teknologi ASEAN.
Teknologi sistem peringatan dini Indonesia lebih unggul dari negara-negara ASEAN, hal ini dibuktikan dengan tampilnya Indonesia sebagai pembicara utama dalam ASTW ke-9 di Kota Bogor.
"Yang harus kita lakukan adalah bagaimana seminimal mungkin mengurangi jatuhnya korban, maka dari itu sistem peringatan dini harus terus ditingkatkan dan dikembangkan. Tidak hanya untuk gempa bumi, dan Tsunami, juga gunung meletus," kata Menteri.
Menurut Menteri, dalam riset dan teknologi masyarakat ekonomi ASEAN adalah sesuatu yang harus siap dihadapi sehingga wajar kiranya ilmu dan teknologi harus dikembangkan.
"Karena dengan riset dan teknologi bisa meningkatkan produk-produk lokal kita menjadi nilai tambah dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN ini," kata Menteri.
Pekan Kementerian Riset dan Teknologi ASEAN berlangsung selama 10 hari diikuti oleh 780 peserta dari negara-negara angota ASEAN seperti Indonesia, Malayasia, Singapur, Brunai Darussalam, Vietnam, Thailand, dan Filiphina.
Asisten Deputi (Asdep) Jaringan Iptek Internasional Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek), Nada Marsudi, menjelaskan latar belakang diadakan acara ASTW salah satu alasannya, karena Masyarakat Ekonomi ASEAN yang segera berlaku tahun 2015.
Selain juga berpegang dengan tiga pilar kerja sama ASEAN yakni keamanan, politik, ekonomi, dan budaya.
"Kebetulan Iptek masuknya ke dalam pilar ekonomi dan budaya ASEAN," kata Nada.
Ia menambahkan, ASTW ke-9 digelar di Bogor, Jawa Barat, berlangsung sejak 18 hingga 27 Agustus 2014 yang masih menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang diperingati setiap 10 Agustus.
Dalam kegiatan tersebut terdapat 15 rangkaian antivitas, dimulai dari 4th ASEAN Science Congress and Conference (18-19 Agustus), tiga ASEAN Flagships Workshops (OSS, EWS-DRR, Biofuel) pada 20 Agustus, South East Asia-Europe Union (EU)-NET Bibliometrics WS (20 Agustus), dan Sustain EU-ASEAN Environment Research (20 Agustus).
Selain itu ada pertemuan ABAPAST, ABASF, dan INASAT pada 21 Agustus yang dilanjutkan dengan The 68th ASEAN COST Meeting pada 22 Agustus. Pertemuan lain yakni ASEAN COST+ Dialogue Partners (23--24 Agustus), ASEAN STI Exhibition (22-25 Agustus), 8 Informal ASEAN Ministerial Meeting on S&T (8IAMMST) pada 25 Agustus, dan ASEAN ST Awards pada acara Ministerial Gala Dinner.
Menurut Nada, pertemuan hari menjadi spesial karena Indonesia tampil sebagai pembicara utama tentang sistem peringatan dini.
"Sistem peringatan dini Indonesia dinilai lebih unggul karena belajar dari pengalama kita menangani bencana gempa dan Tsunami di Aceh. Ini menjadi bencana terbesar di ASEAN," kata Nada.
Sumber : antaranews.com
Senin, 07 Juli 2014
Amerika Kembangkan Helikopter Futuristik Berkemampuan Super
Ambisi Amerika Serikat untuk tetap menjadi negara dengan peralatan militer tercanggih memang tidak pernah surut, meski kondisi dunia masih relatif terasa cukup aman dan tidak terlalu banyak perang terjadi di seluruh belahan bumi, Amerika Serikat masih terus mengembangkan teknologi militer mereka. Dan yang terbaru adalah sebuah helikopter super.
Pentagon diketahui telah memesan beberapa unit helikopter berkemampuan super rancangan produsen pesawat terbang asal negara bagian Texas, AVX, dengan total anggaran dana hingga USD 100 miliar atau sekitar Rp 1000 triliun lebih!
Helikopter buatan AVX diprediksi akan menjadi pesawat udara futuristik dengan beragam fungsi, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan sipil maupun militer. Dengan bantuan dua buah baling-baling dengan sistem 'tumpuk' dan masin-masing satu kipas pendorong di bagian kiri dan kanannya, helikopter AVX mampu terbang dengan top speed hingga 230 knot atau 426 kilometer per jam.
Helikopter AVX yang memiliki kemampuhan terbang cepat dan gesit ini diproyeksikan untuk menggantikan helikopter tipe Black Hawk yang selama ini menjadi andalan tentara Amerika Serikat.
Satu helikopter AVX dapat mengangkut 12 personil tentara dan 4 kru tambahan serta beban hingga 5.9000 kilogram. Sedangkan total berat 'bersih' dari helikopter ini mencapai 12.000 kg. Terdapat dua pintu samping untuk para penumpang dan pintu utama di bagian belakang untuk memasukkan atau menjatuhkan persenjataan.
Firma tersebut juga menambahkan mereka mengusung desain gabungan dari beberapa desainer pesawat terbang dan helikopter berpengalaman untuk mengurangi biaya pengembangan. Alhasil, harga per unit helikopter tipe kargo dan 'penyerang' ini bisa menjadi lebih murah. (Merdeka)
![]() |
Helikopter super AVX |
Pentagon diketahui telah memesan beberapa unit helikopter berkemampuan super rancangan produsen pesawat terbang asal negara bagian Texas, AVX, dengan total anggaran dana hingga USD 100 miliar atau sekitar Rp 1000 triliun lebih!
Helikopter buatan AVX diprediksi akan menjadi pesawat udara futuristik dengan beragam fungsi, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan sipil maupun militer. Dengan bantuan dua buah baling-baling dengan sistem 'tumpuk' dan masin-masing satu kipas pendorong di bagian kiri dan kanannya, helikopter AVX mampu terbang dengan top speed hingga 230 knot atau 426 kilometer per jam.

Helikopter AVX yang memiliki kemampuhan terbang cepat dan gesit ini diproyeksikan untuk menggantikan helikopter tipe Black Hawk yang selama ini menjadi andalan tentara Amerika Serikat.
Satu helikopter AVX dapat mengangkut 12 personil tentara dan 4 kru tambahan serta beban hingga 5.9000 kilogram. Sedangkan total berat 'bersih' dari helikopter ini mencapai 12.000 kg. Terdapat dua pintu samping untuk para penumpang dan pintu utama di bagian belakang untuk memasukkan atau menjatuhkan persenjataan.
Firma tersebut juga menambahkan mereka mengusung desain gabungan dari beberapa desainer pesawat terbang dan helikopter berpengalaman untuk mengurangi biaya pengembangan. Alhasil, harga per unit helikopter tipe kargo dan 'penyerang' ini bisa menjadi lebih murah. (Merdeka)
Kamis, 26 Juni 2014
Ilmuan Ciptakan Baterai Organik Berbasis Air
Nayaran Peneliti dari University of Southern California, Amerika Serikat, mengembangkan baterai organik berbasis air sebagai solusi energi di masa depan.
Nayaran mengembangkan baterai alternatif bersama dengan koleganya, Surya Prakash, profesor kimia dan Direktur USC Loker Hydrocarbon Research Institute serta tiga peneliti Bo Yang, Lena Hoober-Burkhardt, dan Fang Wang dari USC.
Baterai ini dikembangkan tanpa menggunakan bahan logam atau bahan beracun, batrai ini diharapkan dapat memberikan manfaat efisiensi tenaga dan mampu menghasilkan energi yang lebih besar sehingga mampu mendukung daya bagi pembangkit listrik.
Batrai ini lebih tahan lama, juga bernilai ekonomis. Narayan menjelaskan "Baterai organik ini mampuh bertahan selama 15 ribu siklus pengisian ulang, dari perkiraan umur 15 tahun,". Dengan kemampuan siklus itu, baterai alternatif itu memiliki siklus 5 kali lipat, sebab pada baterai Lithium ion akan bertahan dalam 1.000 siklus dan dengan biaya 10 kali lebih banyak untuk produksi.
Prakash mengatakan baterai alternatif itu akan mengubah peta penyimpanan energi listrik, dalam hal kesederhanaan, biaya, keandalan dan keberlanjutan.
Baterai itu mengurangi kendala dalam baterai yang dipasok dari sumber energi alternatif. Misalnya baterai yang dihasilkan dari tenaga solar terbatas karena tergantung saat turbin bersinar. Kondisi itu tentu tidak dapat diandalkan bagi pembangkit listrik. Nah baterai alami itu akan menjadi solusi tantangan seperti yang dialami pada pembangkit tenaga surya.
"Penyimpanan energi dalam skala 'mega' merupakan masalah penting di masa depan energi terbarukan. Sebab di masa depan memerlukan solusi murah dan ramah lingkungan," jelas Narayan.
Baterai baru itu menjalankan prinsip aliran redoks, ini merupakan desain yang mirip dalam sel bahan bakar. Aliran ini dilengkapi dengan dua tangki bahan elektroaktif yang dilarutkan dalam air.
Tangki ini dapat disesuaikan sebesar yang diperlukan guna meningkatkan jumlah energi energi sistem.
Disebutkan kunci terobosan itu terpusat pada bahan elektroaktif. Sementara desain baterai sebelumnya menggunakan logam atau bahan kimia beracun, peneliti ingin menemukan senyawa organik yang dapat dlarutkan dalam air.
Sistem itu, menurut peneliti akan menciptakan dampak minimal terhadap lingkungan. Dan pada produk akhir akan lebih terjangkau.
Melalui kombinasi desain trial dan error, peneliti menemukan beberapa kuinon alami, senyawa organik yang teroksidasi, sesuai dengan yang dibutuhkan.
Kuinon ditemukan dalam tanaman, jamur, bakteri dan beberapa hewan. Senyawa ini juga terlibat di dalam fotosintesis dan pernafasan sel.
"Ini merupakan jenis molekul yang menggunakan alam untuk mentranfer energi," jelas Narayan.
Ia menambahkan sejauh ini kuinon dibutuhkan bagi baterai yang diproduksi dari hidrokarbon alami. Di masa depan, ada kemungkinan untuk mendapatkan molekul ini dari karbon dioksida.
Temuan ini telah dijukan dalam sebuah paten desain baterai. Studi sudah dipublikasikan dalam Journal of the Electrochemical Society edisi 20 Juni.
Sumber : VivaNews.com
Nayaran mengembangkan baterai alternatif bersama dengan koleganya, Surya Prakash, profesor kimia dan Direktur USC Loker Hydrocarbon Research Institute serta tiga peneliti Bo Yang, Lena Hoober-Burkhardt, dan Fang Wang dari USC.
![]() |
Sri Narayan (foto : usc.edu) |
Baterai ini dikembangkan tanpa menggunakan bahan logam atau bahan beracun, batrai ini diharapkan dapat memberikan manfaat efisiensi tenaga dan mampu menghasilkan energi yang lebih besar sehingga mampu mendukung daya bagi pembangkit listrik.
Batrai ini lebih tahan lama, juga bernilai ekonomis. Narayan menjelaskan "Baterai organik ini mampuh bertahan selama 15 ribu siklus pengisian ulang, dari perkiraan umur 15 tahun,". Dengan kemampuan siklus itu, baterai alternatif itu memiliki siklus 5 kali lipat, sebab pada baterai Lithium ion akan bertahan dalam 1.000 siklus dan dengan biaya 10 kali lebih banyak untuk produksi.
Prakash mengatakan baterai alternatif itu akan mengubah peta penyimpanan energi listrik, dalam hal kesederhanaan, biaya, keandalan dan keberlanjutan.
Baterai itu mengurangi kendala dalam baterai yang dipasok dari sumber energi alternatif. Misalnya baterai yang dihasilkan dari tenaga solar terbatas karena tergantung saat turbin bersinar. Kondisi itu tentu tidak dapat diandalkan bagi pembangkit listrik. Nah baterai alami itu akan menjadi solusi tantangan seperti yang dialami pada pembangkit tenaga surya.
"Penyimpanan energi dalam skala 'mega' merupakan masalah penting di masa depan energi terbarukan. Sebab di masa depan memerlukan solusi murah dan ramah lingkungan," jelas Narayan.
Baterai baru itu menjalankan prinsip aliran redoks, ini merupakan desain yang mirip dalam sel bahan bakar. Aliran ini dilengkapi dengan dua tangki bahan elektroaktif yang dilarutkan dalam air.
Tangki ini dapat disesuaikan sebesar yang diperlukan guna meningkatkan jumlah energi energi sistem.
Disebutkan kunci terobosan itu terpusat pada bahan elektroaktif. Sementara desain baterai sebelumnya menggunakan logam atau bahan kimia beracun, peneliti ingin menemukan senyawa organik yang dapat dlarutkan dalam air.
Sistem itu, menurut peneliti akan menciptakan dampak minimal terhadap lingkungan. Dan pada produk akhir akan lebih terjangkau.
Melalui kombinasi desain trial dan error, peneliti menemukan beberapa kuinon alami, senyawa organik yang teroksidasi, sesuai dengan yang dibutuhkan.
Kuinon ditemukan dalam tanaman, jamur, bakteri dan beberapa hewan. Senyawa ini juga terlibat di dalam fotosintesis dan pernafasan sel.
"Ini merupakan jenis molekul yang menggunakan alam untuk mentranfer energi," jelas Narayan.
Ia menambahkan sejauh ini kuinon dibutuhkan bagi baterai yang diproduksi dari hidrokarbon alami. Di masa depan, ada kemungkinan untuk mendapatkan molekul ini dari karbon dioksida.
Temuan ini telah dijukan dalam sebuah paten desain baterai. Studi sudah dipublikasikan dalam Journal of the Electrochemical Society edisi 20 Juni.
Sumber : VivaNews.com
Selasa, 29 April 2014
Dunia Akui Kehebatan Produk Nuklir Kesehatan Besutan PT Batan Tekno (Persero)
PT Batan Tekno (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak bidang nuklir nasional telah mampu mengembangkan dan memproduksi produk nuklir kesehatan dengan pengayaan uranium tingkat rendah. Produk yang dihasilkan adalah radioisotop.
Produk ini sangat bermanfaat pada dunia kesehatan, digunakan untuk radioterapi menyembuhkan penyakit seperti kanker, penyempitan pembuluh darah," Kata Direktur Utama Batan Tekno Yudiutomo Imardjoko pada acara Indonesia Green Infrastructure Summit 2014 di Pacific Place, Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Kita patut bangga ternyata radioisotop produksi BUMN bidang nuklir ini juga diakui kehebatannya oleh lembaga dunia. Radioisotop Batan Tekno merupakan produk nuklir dengan pengayaan uranium paling rendah untuk keperluan kesehatan. Yudiutomo Imardjoko mengungkapkan "Kita satu-satunya yang pakai tingkat uranium pengayaan tingkat rendah. Tahun lalu kita menangkan the best di dunia yang pakai pengayaan uranium tingkat rendah," sebutnya.
Batan Tekno merupakan satu-satunya perusahaan yang memproduksi radioisotop di Asia dimana produksi radioisotop ini sudah diekspor ke Malaysia, Vietnam, Bangladesh, Filiphina, Vietnam, Bangladesh hingga Tiongkok.
Meski berjaya di luar negeri, radioisotop buatan Batan Tekno kurang memperoleh tempat khusus di dalam negeri. Baru 16 rumah sakit tanah air yang memakai radioisotop buatan Indonesia ini. Padahal di luar negeri produk radioisotop Indonesia sangat diburu dan diakui keandalannya.
"Dukungan pemerintah juga rendah. Baru 16 Rumah Sakit di Indonesia yang pakai produk ini. Kalau di luar negeri banyak yang pakai," paparnya.
Harga Lebih Murah dibanding Produk Luar Negeri
PT Batan Tekno (Persero) memproduksi radioisotop dengan sistem pengayaan uranium rendah. Harganya pun lebih rendah daripada harga negara lain. Di dalam negeri setidaknya 16 rumah sakit yang mendapatkan pasokan radioisotop dari Batan Tekno, seperti RS PAD, Siloam, dan RS Harapan Kita, telah mengunakan produk ini 100 currie per minggunya.
Harga radioisotop yang dijual Batan Tekno kepada rumah sakit di Indonesia itu lebih murah ketimbang harga yang ditawarkan negara asing kepada Indonesia. Harga radioisotop Batan sebesar US$800 per currie, sedangkan harga dari Amerika, Afrika Selatan, dan Eropa, sebesar US$1.400-2.500 per currie.
"Harganya juga naik turun. Kalau impor terus, kan kasihan," kata dia.
Selain memasok ke dalam negeri, Batan Tekno pun memasok radioisotop ke negara-negara lainnya, seperti rumah sakit Malaysia dan Bangladesh. Sebab, di sana rumah sakit yang memiliki fasilitas radioaktif lebih banyak daripada di Indonesia.
"Malaysia saja ada 28 rumah sakit, Filipina ada 22 rumah sakit, dan Thailand ada 24 rumah sakit. Harganya pun kami jual mahal. Ke Malaysia (misalnya) US$1.200 per currie," kata dia.
Sumber Referensi:
Produk ini sangat bermanfaat pada dunia kesehatan, digunakan untuk radioterapi menyembuhkan penyakit seperti kanker, penyempitan pembuluh darah," Kata Direktur Utama Batan Tekno Yudiutomo Imardjoko pada acara Indonesia Green Infrastructure Summit 2014 di Pacific Place, Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Kita patut bangga ternyata radioisotop produksi BUMN bidang nuklir ini juga diakui kehebatannya oleh lembaga dunia. Radioisotop Batan Tekno merupakan produk nuklir dengan pengayaan uranium paling rendah untuk keperluan kesehatan. Yudiutomo Imardjoko mengungkapkan "Kita satu-satunya yang pakai tingkat uranium pengayaan tingkat rendah. Tahun lalu kita menangkan the best di dunia yang pakai pengayaan uranium tingkat rendah," sebutnya.
Batan Tekno merupakan satu-satunya perusahaan yang memproduksi radioisotop di Asia dimana produksi radioisotop ini sudah diekspor ke Malaysia, Vietnam, Bangladesh, Filiphina, Vietnam, Bangladesh hingga Tiongkok.
Meski berjaya di luar negeri, radioisotop buatan Batan Tekno kurang memperoleh tempat khusus di dalam negeri. Baru 16 rumah sakit tanah air yang memakai radioisotop buatan Indonesia ini. Padahal di luar negeri produk radioisotop Indonesia sangat diburu dan diakui keandalannya.
"Dukungan pemerintah juga rendah. Baru 16 Rumah Sakit di Indonesia yang pakai produk ini. Kalau di luar negeri banyak yang pakai," paparnya.
Harga Lebih Murah dibanding Produk Luar Negeri
PT Batan Tekno (Persero) memproduksi radioisotop dengan sistem pengayaan uranium rendah. Harganya pun lebih rendah daripada harga negara lain. Di dalam negeri setidaknya 16 rumah sakit yang mendapatkan pasokan radioisotop dari Batan Tekno, seperti RS PAD, Siloam, dan RS Harapan Kita, telah mengunakan produk ini 100 currie per minggunya.
Harga radioisotop yang dijual Batan Tekno kepada rumah sakit di Indonesia itu lebih murah ketimbang harga yang ditawarkan negara asing kepada Indonesia. Harga radioisotop Batan sebesar US$800 per currie, sedangkan harga dari Amerika, Afrika Selatan, dan Eropa, sebesar US$1.400-2.500 per currie.
"Harganya juga naik turun. Kalau impor terus, kan kasihan," kata dia.
Selain memasok ke dalam negeri, Batan Tekno pun memasok radioisotop ke negara-negara lainnya, seperti rumah sakit Malaysia dan Bangladesh. Sebab, di sana rumah sakit yang memiliki fasilitas radioaktif lebih banyak daripada di Indonesia.
"Malaysia saja ada 28 rumah sakit, Filipina ada 22 rumah sakit, dan Thailand ada 24 rumah sakit. Harganya pun kami jual mahal. Ke Malaysia (misalnya) US$1.200 per currie," kata dia.
Sumber Referensi:
- Detik Finance
- VivaNews
Langganan:
Postingan (Atom)