Rabu, 31 Desember 2014

5 Alat Canggih Dilibatkan Dalam Pencarian Black Box AirAsia QZ8501

Setelah serpihan pesawat AirAsia ditemukan, tahap pencarian selanjutnya adalah mencari black box, yang bisa menjadi kunci penyebab AirAsia jatuh ke laut. Laut Jawa, tempat ditemukannya serpihan-serpihan itu, berkedalaman 25-30 meter. Maka, selain melibatkan penyelam, alat-alat canggih juga dilibatkan seperti ini:

Pinger Detector

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berusaha mencari tahu keberadaan black box pesawat AirAsia QZ8501. Alat yang digunakan berupa 6 buah Pinger Detection.

"Ada 6 Pinger Detector yang akan dipakai untuk mencari sinyal emergency yang menempel di blackbox (kotak hitam)," kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi, saat dihubungi detikcom, Selasa (30/12/2014) malam.


Pinger Detector

Alat emergency yang dimaksud Tatang adalah Underwater Locator Beacon (ULB) yang menempel di black box yang mengeluarkan sinyal darurat. Pinger detector selanjutnya akan mendeteksi bunyi tersebut.

"Bisa mendeteksi suara hingga 200 meter," ujar Tatang.

Enam alat Pinger Detector yang akan digunakan merupakan milik KNKT, KNKT Singapura dan KNKT Inggris. Rencananya, tim pencari blackbox ini akan mulai bergerak dari Tanjung Pandan sekitar pukul 06.00 WIB.




Remote Operator Vehicle (ROV)

Bila lokasi black box sudah diketemukan, maka robot yang disebut Remote Operated Vehicle (ROV) akan digunakan. Alat ini akan mengangkat benda-benda dalam laut yang dalam.

ROV digunakan untuk banyak hal di dalam air, beberapa di antaranya untuk kepentingan eksplorasi minyak lepas pantai, termasuk perakitan pipa, elektronik, dan konstruksi.


Remote Operator Vehicle (ROV)

ROV ini juga digunakan untuk mengangkat black box Adam Air di perairan Majene Sulbar dari kedalaman laut 2.000 meter. ROV yang digunakan untuk mengangkat AdamAir saat itu adalah jenis ROV Remora yang bisa menjelajah hingga kedalaman 6 ribu meter.

Yang akan membawa ROV dalam SAR AirAsia adalah tim survei yang beranggotakan Ikatan Surveyor Indonesia dan Asosiasi Kontraktor Survey Laut Indonesia membawa sejumlah peralatan canggih yang biasa digunakan untuk pemetaan bawah laut.

"Jadi nanti kami akan cari objek dengan sonar, setelah itu akan dibuat peta dalam bentuk 3D setelah itu ROV akan diturunkan untuk mengambil gambar visual berupa video dan foto," kata kata Ketua Ikatan Alumni Geodesi ITB yang tergabung dalam tim survei, Henky Suharto, di pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (31/12/2014).


Multibeam Echosounder

Multibeam echosounder, menurut situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), alat ini digunakan untuk survei di laut dalam, menentukan letak kedalaman benda seperti bangkai kapal, penghalang, dan objek-objek lainnya.

Alat ini juga akan dibawa tim survei dari Ikatan Surveyor Indonesia dan Asosiasi Kontraktor Survey Laut Indonesia.


Multibeam Echosounder

Alat ini, seperti sistem sonar lainnya, memancarkan gelombang suara dalam bentuk kipas yang dari langsung di bawah lambung kapal. Sistem ini mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan sinyal akustik dari transmitter atau pemancar ke dasar laut atau objek dan kembali lagi. Dari pergerakan sinyal akustik itu, bisa diketahui jarak kedalaman benda.

Dengan cara ini alat ini menghasilkan cakupan area luas survei. Cakupan area di dasar laut tergantung pada kedalaman air, biasanya dua sampai empat kali kedalaman air.


Side Scan Sonar

Tim dari Ikatan Surveyor Indonesia dan Asosiasi Kontraktor Survey Laut Indonesia juga akan membawa side scan sonar. Side scan sonar adalah sistem khusus untuk mendeteksi benda-benda di dasar laut. Kebanyakan sistem pemindaian samping tidak dapat memberikan informasi mendalam.


Side Scan Sonar

Seperti sonar lainnya, side scan sonar ini memancarkan energi suara dan menganalisa sinyal kembali (echo/gaung) yang kembali dari dasar laut atau benda lainnya. Side scan sonar biasanya terdiri dari tiga komponen dasar: towfish, kabel transmisi, dan unit pengolahan.


Submersible Vehicle

Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) menyatakan butuh suatu alat bernama submersible vehicle untuk mengevakuasi pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8501. Tapi Indonesia tak punya alat itu dan harus meminjamnya dari mancanegara. Apa sebenarnya submersible vehicle itu?

Submersible vehicle bila diterjemahkan tentu saja berarti kendaraan selam. Namun bukan berarti ini sama dengan kapal selam. Bila diperhatikan, submersible vehicle terlihat lebih ringkas secara ukuran. Dikutip dari berbagai sumber, submersible vehicle merupakan kendaraan kecil yang didesain untuk menjangkau kedalaman lautan, bahkan hingga kedalaman bertekanan tinggi yang tak mungkin manusia bisa berada pada titik kedalaman itu.


Submersible Vehicle

Submersible vehicle tak bisa beroperasi sendiri layaknya kapal selam, melainkan butuh 'kapal induk' yang berada di atas permukaan air. Kendaraan yang tidak sepenuhnya otonom ini masih membutuhkan dukungan dari kapal di permukaan laut, mereka dihubungkan oleh semacam tali atau saluran.

Submersible hanya memuat sedikit awak dengan ruang yang sempit. Kendaraan ini dirancang sedemikian rupa untuk tahan terhadap tekanan air yang tinggi di kedalaman laut. Ada pula sejenis submersible yang dinamakan marine remotely operated vehicles (MROV) yang tak menggunakan awak.

Namun demikian, submersible jenis apa yang bakal digunakan untuk mengevakuasi AirAsia? Pihak Basarnas belum jelas betul menjelaskannya. Hanya saja, submersible itu bukan ROV yang tak berawak.

"Kita masih belum bisa bicara lebih jauh, karena ini masih minta bantuan. Sekarang masih fokus untuk pencarian. Kalau submersible vehicle itu untuk evakuasi. Kalau nanti sudah ketemu lokasinya dan ketemu kedalamannya, baru submersible dibutuhkan. Submersible ini biasanya ada awaknya, dan awaknya mengoperasikan," kata Kepala Humas Basarnas Dianta Bangun di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin (29/12).


Sumber : Detik.com

Selasa, 23 Desember 2014

Jonah Soewandito Bocah 11 tahun jenius lulus SMA di Australia

Jonah Soewandito pelajar berusia 11 tahun tengah menjadi bintang di Australia. Pelajar SMU termuda ini menjadi sorotan media massa karena sanggup mengikuti HSC (setara ujian akhir SMU) dua bulan lalu. Dia lulus untuk mata pelajaran matematika dan kimia dengan nilai 90, tertinggi di sekolahnya.

Jonah Soewandito
Jonah Soewandito
Jika menengok namanya yang mirip orang Jawa, sangat besar kemungkinan Jonah adalah keturunan Warga Negara Indonesia. Namun, pihak Sekolah Swasta Scots College di Kota Sydney enggan mengungkap identitas pelajarnya tersebut.

"Yang kami tahu dia lahir di Australia," kata salah seorang guru seperti dilansir Sydney Morning Herald akhir pekan lalu.

Keluarga Jonah juga enggan diwawancara media. Menurut salah satu sumber, popularitas bocah yang seharusnya masih kelas 6 SD itu dikhawatirkan bisa mengganggu kondisi psikologisnya.


Jonah masih harus menyelesaikan tes untuk mata pelajaran Fisika, Bahasa Inggris, dan empat paket tes matematika lainnya pada 2015, supaya resmi mendapat ijazah SMA. Sejak kecil bakatnya telah terlihat. Usia 3 tahun, Jonah sanggup membaca dan menulis huruf latin. Tak perlu TK, dia langsung dapat mengikuti intisari pelajaran level SD hanya dalam waktu dua tahun.

Scots College amat membanggakan Jonah. Tak cuma moncer di bidang akademik, bocah jenius itu pernah mewakili sekolahnya lomba robot bola tingkat Negara Bagian New South Wales pada 2012. Jonah dan tiga sobatnya berhasil maju hingga perempat final.

Guru IPA Scots College Chris Metcalfe mengakui selama mengajar, baru kali ini dia menemui murid sejenius Jonah. Tapi para guru sekarang malah khawatir anak itu tertekan.

Maklum, sekarang sehari-hari Jonah belajar bareng siswa SMA yang lebih tua dan perawakannya lebih besar. Selain itu, terbiasa loncat kelas sejak usia empat tahun berisiko membuatnya dewasa sebelum waktunya, sehingga sulit bergaul.

"Untunglah kami lihat kawan-kawannya yang lebih dewasa kini tak sekadar melihatnya sebagai anak pintar. Mereka sering mengajaknya main juga," kata Metcalfe.

Diwawancarai media, Jonah mengaku ingin segera lanjut kuliah bidang kedokteran. Sekolahnya telah menghubungi Universitas Sydney membicarakan kemungkinan bocah semuda itu lanjut studi strata satu.

"Saya ingin menemukan obat kanker, karena itu salah satu penyakit paling mematikan di dunia," kata Jonah.  (Merdeka)

Minggu, 14 Desember 2014

Peneliti UGM Temukan Mikroalga Lokal Sumber Bioenergi

Eko Agus Suyono SSi., MAppSC adalah Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil menemukan sumber energi alternatif terbaru, sumber energi ini dihasilkan dari pengolahan mikroalga untuk diolah menjadi bioetanol sebagai salah satu solusi dengan semakin menipisnya energi yang dihasilkan dari fosil.




Mikroalga menjadi pilihan Eko dalam penelitian ini karena keberadaan mikroalga cukup berlimpah, mengingat dua pertiga wilayah Indonesia merupakan laut. Dengan demikian pengolahan mikroalga menjadi bioetanol bisa dijadikan salah satu upaya untuk mengelola kekayaan sumber daya laut Indonesia yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

“Biodiversitas mikroalga yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi bioenergi, salah satuya adalah Tetraselmis sp,” ujar Eko di Yogyakarta, Minggu 14 Desember 2014.
 
Berdasarkan hasil penelitianya, bioetanol potensial diproduksi dari hidrolisis biomassa Tetraselmis sp. strain Ancol dan fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae (strain Etanol Red) sebesar 0,36 g etanol/g biomassa setelah inkubasi 48 jam. Hasil ini setara dengan hasil bioetanol tertinggi yang pernah dilaporkan dalam publikasi penelitian yang dilakukan di Korea,

“Tetraselmis sp strain Ancol merupakan sumber karbohidrat yang potensial untuk produksi bioetanol,” kata Eko.
 
Dari hasil penelitian, Eko melanjutkan, sampai saat ini setidaknya terdapat 6 spesies Tetraselmis sp. yang sudah berhasil diisolasi dari perairan di Indonesia. Semua spesies tersebut masih belum dianalisis potensinya sebagai penghasil bioetanol. Sehingga diperlukan penelitian untuk dikembangkan sebagai sumber bioetanol.

Sementara dari hasil analisis filogenetik, didapatkan dua clades dari strain Tetraselmis yang diisolasi dari Indonesia dan luar Indonesia. Clade pertama terdiri dari strain Ancol, Cilegon, Manado, Vancouver Island (Canada), dan Northumberland (UK). Clade kedua terdiri dari strain California (USA).

Kandungan karbohidrat dalam biomassa Tetraselmis sp strain Ancol dapat ditingkatkan dengan mengatur rasio Nitrogen: Fosfor sebesar 37: 1 di bawah penyinaran 12 jam terang dan 12 jam gelap dengan kandungan karbohidrat per liter dan karbohidrat per sel tertinggi pada Tetraselmis sp. strain Ancol masing-masing sebesar 0,33 g/L dan 158 pg/sel.
 
Dikatakan Eko Agus Suyono, mikroalga merupakan organisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk bahan bakar nabati. Penggunaan mikroalga sebagai bahan baku untuk bahan bakar nabati relatif tidak bersaing dengan tanaman produktif penghasil pangan dan hampir tidak mengurangi luas lahan untuk tanaman pangan.

“Organisme ini mempunyai efisiensi fotosintesis yang tinggi dan mempunyai pertumbuhan yang lebih singkat dari tanaman pangan lainnya,” katanya.


Sumber : VivaNews

Jumat, 12 Desember 2014

Penemu Teknologi Long Term Evolution (LTE) Raih Penghargaan Achmad Bakrie 2014

Peneliti muda Indonesia Penemu Teknologi Long Term Evolution (LTE) dianugrahi penghrgaan Achmad Bakrie (PAB) XII 2014 di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu malam 10 Desember 2014 yang lalu.

Prof. Dr. Khoirul Anwar dan penemuannya
Prof. Dr. Khoirul Anwar dan penemuannya
Adalah Khoirul Anwar peniliti muda kelahiran kelahiran Juwet, Kediri. Peneliti lulusan Institut Teknologi Bandung, dan Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang ini telah diakui dunia berkat temuannya berupa teknologi jaringan nirkabel berkecepatan tinggi.  

Pria yang di Jepang akrap dipanggil dengan Anwar Kung ini menuturkan bagaimana temuannya sempat dipandang sebelah mata oleh peneliti telekomunikasi di dunia.
"Saat 2005, saya usulkan teknologi di konferensi internasional di Hokkaido, Jepang, chairman mengatakan 'I thinks this is useless', kemudian saya presentasikan di Australia juga sama," ujarnya.


Kabar gembira baru datang tiga tahun kemudian, karena standar dunia LTE akhirnya keluar dan diakui dunia internasional. Khoirul pun sumringah, teorinya ternyata dipakai dunia. 
"Profesor saya langsung menyelamati, Anwar Kung, 'this is yours technic'. Saya bangga, teknologi saya tak hanya digunakan terrestrial tapi juga untuk satelit di luar angkasa," bebernya.

Temuan Khoirul berupa teknik memakai dua pasang fast Fourier transform (FFT), yang sebelumnya menggunakan satu pasang FFT. Inovasi ini mampu menghemat daya transmisi dan membantu menghasilkan kecepatan tinggi komunikasi nirkabel.

Penghargaan ia persembahkan untuk keluarga dan seluruh sahabat dan insinyur Indonesia. Ia mengajak para insinyur dalam negeri untuk bisa menciptakan alat yang bisa diproduksi sendiri oleh anak bangsa.

"Di masa depan, kita akan bersaing dengan insinyur negara lain. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan bikin teknologi di masa depan," ujar Khoirul.

Menutup sambutannya, ia memohon doa dan dukungan kepada masyarakat Indonesia agar para ilmuwan muda bisa berprestasi dan berinovasi. "Untuk masyarakat Indonesia, bahkan dunia," katanya.
(VivaNews)

Rabu, 10 Desember 2014

25 Tahun Lagi Indonesia Targetkan Punya Bandar Antariksa Sendiri

Indonesia menargetkan memiliki bandar antariksa sendiri dalam 25 tahun ke depan dan berupaya mulai menyusun rencana induk keantariksaan jangka pajang. Berlandaskan mandat Undang-Undang No. 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan,  Undang-Undang ini diharapkan bisa dijadikan landasan dalam penyelenggaraan keantariksaan nasional.

25 Tahun Lagi Indonesia Targetkan Punya Bandar Antariksa Sendiri

Sekretaris Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia (Depanri) mulai menentukan arah keantariksaan Indonesia untuk 25 tahun ke depan. Ada beberapa hal yang menjadi target antariksa nasional dalam jangka panjang.


"Dalam 25 tahun ke depan, gambarannya, kita ingin menguasai sains dan antariksa, punya riset Observatorium Nasional, satelit komunikasi, dan bandar antariksa," ujar Sekretaris Depanri sekaligus Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu, 10 Desember 2014.

Bangun Pusat Observatorium Baru di  Nusa Tenggara Timur


Indonesia juga berencana untuk membangun pusat observatorium nasional baru yang dilengkapi dengan fasilitas pengamatan astronomi itu rencananya akan dibangun di lokasi yang cuacanya dominan cerah.

"Direncanakan akan dibangun di Nusa Tenggara Timur karena wilayah tersebut selalu terlihat cerah dan belum banyak polusi cahaya," ungkapnya.

Sedangkan untuk bandar antariksa atau space port, Thomas masih belum menentukan pilihan lokasi pembangunannya. Pasalnya, saat ini ada dua kandidat wilayah yang dirasa baik untuk membangun bandar antariksa tersebut.

"Bandar antariksa direncanakan dibangun di Morotai atau Biak. Meski sulit untuk membangun bandar antariksa dalam 25 tahun tapi sekarang sudah mulai tahapannya, dari daerah (yang akan dibangun bandar antariksa) dulu," paparnya. (VivaNews)

Siswa SMA Semarang Ciptakan Rompi Antipeluru dari Sabut Kelapa

Berawal dari hobi bermain game sederhana, Aristio Kevin Ardyaneira Pratama (16) siswa kelas XI dan M. Iqbal Fauzi (15) siswa kelas XI MIA 5 SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah berhasil mengubah sabut kelapa menjadi rompi antipeluru yang ramah lingkungan.

Aristio Kevin Ardyaneira Pratama  dan M. Iqbal Fauzi siswa kelas XI MIA 5 SMAN 3 Semarang Tengah memperlihatkan Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber Ciptaannya
foto : VIVAnews/Dwi Royanto

Hasil kreativitas yang diberi nama Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber ini bahkan telah diikut sertakan dalam berbagai ajang bergengsi seperti ajang 2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014 di Jakarta dan memperoleh medali perak. Kemudian di ajang Karyacipta Teknologi Tepat Guna di Semarang juga menyabet juara dua.

Berbahan Baku Sabut Kelapa

Kedua siswa berbakat di SMA 3 itu telah melakukan penelitian selama berulang kali selama enam bulan, beberapa kali gagal hingga akhirnya berhasil membuat rompi rompi anti peluru yang berkualitas baik
. Pemilihan bahan sabut, kelapa dipilih karena dinilai memiliki tekstur kuat menahan berbagai hantaman dari luar.


"Sabut kelapa kami pakai karena saat ditarik-tarik ternyata kuat, " kata Kevin di SMA 3 Semarang, Rabu 10 Desember 2014.

Pada percobaan tahap pertama sempat gagal, karena rompi antik berbahan sabut itu masih bisa ditembus peluru. Saat itu mereka masih memilih bahan fiber, sabut kelapa, dan plat seng pada percobaan pertama.

"Dulu masih ada seng-nya, sekarang sudah tidak pakai. Kami juga pernah coba pakai kain celana jeans tapi malah berat," kata Kevin yang menceritakan bahwa penelitian itu dlakukan selama enam bulan.

Sempat gagal pada empat kali percobaan. Namun semangat anak bangsa itu tak patah arang. Hasilnya positif. Percobaan kelima dan enam mereka berhasil. Peluru milik TNI/Polri dari pistol jenis M-1911 kaliber 0.45 inci yang dilontarkan dengan jarak 3 meter ternyata bisa memantul.

"Uji coba ini berhasil, setelah pelurunya mental dan kelebihan lainnya, rompi ini tidak bisa ditembus benda tajam," ucap  dia.

Semakin hari temuan mereka itu sudah mengalami kemajuan pesat. Dari prototipe pertama yang memiliki tebal 2,5 sentimeter dan berat 6 kilogram, saat ini lapisan antipeluru dari sabut kelapa itu hanya setebal 1,35 sentimeter dan berat 3 kilogram untuk dua lempeng di depan dan belakang rompi.

Tak tanggung-tanggung, kedua bocah cerdas itu selalu bekerjasama dengan TNI, Polisi, dan Perbakin untuk melakukan setiap uji coba rompi antipeluru ajaib tersebut. Mereka berharap temuan itu, bisa dikembangkan dan bisa menahan jenis peluru yang lebih berat. Sehingg ke depan, produk mereka bisa dimanfaatkan TNI maupun Polri.

Untuk biaya pembuatan lempengan rompi sendiri, kata dia, cukup murah dan dapat dibuat dalam waktu singkat. Mereka hanya butuh Rp800 ribu dalam mendapatkan setiap bahan yang diinginkan.

"Jika dibandingkan dengan rompi antipeluru baja memang produk kami lebih mahal tetapi jauh lebih ringan," kata Iqbal. (VivaNews)

Senin, 08 Desember 2014

Ilmuwan Indonesia berhasil ciptakan pil kontrasepsi untuk pria

Kabar gembira datang dari dunia kedokteran Indonesia, Seorang Propesor dari Universitas Airlangga berhasil menemukan pil kontrasepsi yang khusus diciptakan untuk pria. Adalah Profesor Bambang Prajogo berhasil menciptakan Pil kontrasepsi yang mirip dengan pil KB untuk wanita ini terbukti 99% efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Profesor Bambang Prajogo - Ilmuwan Indonesia berhasil ciptakan pil kontrasepsi untuk pria
Profesor Bambang Prajogo | foto : thejakartapost.com

Profesor Bambang Prajogo menuturkan "Selama ini Anda mengenal bahwa pil KB hanya khusus diperuntukkan untuk wanita. Namun nyatanya kekayaan alam Indonesia sendiri menyimpan bahan alami yang menjadi bahan utama pembuat pil ini. Bahan alami tersebut adalah tanaman gendarussa, salah satu keluarga semak di Indonesia. Uniknya, sudah berabad-abad yang lalu tanaman ini telah digunakan oleh pria Papua menjadi alat kontrasepsi. Mereka merebus tanaman ini bersama dengan teh dan kemudian meminum airnya," jelasnya.


Butuh waktu hingga 30 tahun bagi Profesor Prayogo untuk menemukan bahwa enzim di dalam tanaman ini mampu mengganggu produksi enzim penting dalam sperma, dimana enzim ini mampuh melemahkan sperma, dan membuat sperma tidak mampu menembus sel terus selama proses pembuahan. "Disarankan, pria mengonsumsi pil ini satu jam sebelum berhubungan badan."


"Kesuburan pria bisa kembali setelah mereka tidak mengonsumsi pil ini selama beberapa bulan," lanjutnya.

Diminati Industri Farmasi Amerika SerikatProfesor Prayogo melanjutkan bahwa sebenarnya telah banyak perusahaan farmasi besar di Amerika Serikat yang bersedia membayar jutaan dolar untuk membeli penemuan dan hak paten yang dimilikinya. Namun dia menolak hal tersebut dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintahan Indonesia yang saat ini melakukan penelitian lanjutan untuk memverifikasi temuan tersebut. 

Sumber : Merdeka

Kompor Unik, Mampu Isi Baterai Smartphone dan Kurangi Resiko Kangker

Mahasiswa asal Filipina Jacqueline Nguyen dan Mark Webb berhasil membuat kompor tungku unik uang diberi nama K2 cook stove. Selain berfungsi untuk memasak, kompor ini juga dapat diguakan untuk mengisi baterai smartphone, selain itu kompor ini juga di klaim minim emisi yang mana bisa mengurangi penyebab kanker.

K2 Cook Stove
K2 Cook Stove

Ide pembuatan kompor K2 cook stove ini dicetuskan setelah kedua orang ini berkunjung ke Filipina dan melihat masih banyak keluarga yang menggunakan kompor tungku berbahan bakar kayu dan plastik yang menghasilkan banyak asap. Padahal asap yang mengandung banyak zat karsinogenik dan zat berbahaya lainnya ini telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, lebih tinggi dari HIV dan malaria.

Webb mengklaim jika kompor K2 Cook Stove ini lebih ramah lingkungan dengan menghasilkan asap 95 persen lebih sedikit daripada kompor tungku biasa. Hal ini karena kompor ini dibuat dengan desain geometris yang unik dan dibekali sistem penyedot udara berupa kipas listrik.


Kipas ini berfungsi untuk meniup udara ke api hingga menciptakan reaksi konveksi lebih besar yang membuat kompor yang lebih hemat bahan bakar. Selain itu, akibat tekanan angin ini, karbon monoksida yang menjadi zat karsinogenik juga bisa diubah menjadi karbondioksida yang. Webb juga menyebutkan jika K2 Cook Stove ini membutuhkan 50 persen kayu dan plastik lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah panas yang sama panas.


Jacqueline Nguyen dan Mark Webb Menemani Seorang Ibu yang tengah memasak dengan menggunakan kompor K2 cook stove
Jacqueline Nguyen dan Mark Webb Menemani Seorang Ibu yang tengah memasak dengan menggunakan kompor K2 cook stove


Tak hanya itu saja, energi panas yang diproduksi kompor ini selain berfungsi untuk mematangkan makanan yang dimasak di atasnya juga bisa diubah menjadi sumber energi listrik yang bisa untuk mengisi baterai smartphone.

Kompor K2 Cook Stove ini juga dilengkapi generator thermoelectric yang dapat mengubah perpindahan panas antar lempengan generator menjadi muatan listrik. Muatan listrik ini kemudian disalurkan ke dalam regulator tegangan untuk menghasilkan arus yang stabil.

Rencananya kompor K2 Cook Stove ini akan dipasarkan ke China terlebih dahulu dan tak menutup kemungkinan untuk di pasarkan di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Filipina yang menjadi inspirasi pembuatnya. Untuk harganya sendiri, K2 Cook Stove ini bakal diedarkan dengan harga USD 50 atau sekitar Rp 600 ribuan.
(Merdeka)


Rabu, 03 Desember 2014

Dr. Johny Setiawan Astronom Indonesia, Salah Satu Penemu Planet Baru

Bentuk tubuhnya yang bak atlit binaraga sudah terlihat ketika bertemu dengannya dari  jarak jauh. Usianya kini, sudah masuk 39 tahun dan bukan umur tua untuk sebagai seorang ilmuwan yang telah banyak menemukan penemuaan spektakuler. Karena dalam bidangnya ini, masih sedikit orang Indonesia yang memiliki kemampuan sepertinya dan  sedikit sekali orang nusantara mengenalnya.

LAB Dr Jhony Setiawan
Dr. Johny Setiawan Astronom Indonesia

Dia adalah Dr. Jhony Setiawan, ilmuwan asal Indonesia yang tinggal dan bekerja di Jerman semenjak kuliah. Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menghabiskan pendidikan dari sekolah dasar hingga SMA di Indonesia. Kemudian pada tahun 1992, dia melanjutkan pendidikannya ke Jerman untuk jenjang universitas. Sebelum masuk universitas dia harus menamatkan pre-universitasnya di kota Heidelberg di Jerman tahun 1993. Baru dia masuk Universitas Freiburg (Jerman) jurusan Fisika tahun 1993 dan menyelesaikannya tahun 1999 dengan gelar Diplom Physiker (setara S2/ Master).


Tesis yang di tulis untuk progam S2-nya itu dalam bidang astronomi dan astrofisika. Dari situlah dia mulai mengembangkan penelitian dalam bidang astronomi. Selang beberapa lama dia melanjutkan pendidikanya ke jenjenag doktoral dan meneruskan penelitiannya di astrofisika, yang diselesaikannya pada umur 28 tahun. Dia mendapatkan gelar Doktor reurum naturatium (Dr. rer. nat) dengan desertasinya yang bertemakan pencarian planet di luar tata surya (extrasolar planet) dengan hasil summa cumlade tahun 2003.

Kemudiaan dia kembali ke Heidelberg untuk melanjutkan risetnya di Max-Planck-Institute For Astronomy. dengan memulai banyak penelitian di negara Cile. Penelitian ini di mulai pada tahun 2005 antara kelompok astronom Brasil dan Eropa bekerjasama untuk menyelidiki keberadaaan planet lain. Ketua tim peneliti ini Dr. Jhony dengan menghasilkan satu penemuan awal yaitu planet yang ada di luar tata surya yang diberi nama HD 11977 b. sesudah itu di teruskan dengan penemuan-penemuan baru seperti planet TW Hydrae yang mengitari sebuah bintang muda. Sedangkan penemuan yang lain  yaitu HIP 13044, HD 47536 c, HD 110014 b, HD 11014 c, HD 11977 b, dan HD 70573 b.


LAB Dr Jhony Setiawan

Pria ini telah menghebohkan dunia dengan penemuanya itu yang dapat menyumbangsihkan untuk dunia ilmu pengetahuan. Karena dia dengan timnya mampu menemukan planet di luar tata surya. Ini menjadikan sebuah pengetahuan besar dan akan memberikan dampak untuk dunia astrofsika kedepan. Sudah lebih dari sepuluh planet baru yang ia dan teman-temannya temukan.

Tak cukup dengan bidang fisika dan astrofisika dia mengambil kuliah lagi dengan jurusan hukum dan ekonomi di Universitas Manhein sekitar tahun 2009 – 2011. sedangkan dikesibukan  yang sangat luar biasa, dia masih menyempatkan diri untuk berkunjung ke tanah air untuk membagikan pengetahuanya dan menginspirasi generasi muda. Misal pernah menjadi pembicara di LIPI dan ITB.

Ini menjadikannya sebagai salah satu astronom Indonesia yang mendumia. Dan ini menjadikannya salah satu inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Kini, dia mengabdiakan diri pada bangsa dengan bekerja di KBRI di Berlin



Sumber : beritaunik, kompas, JKGR