Senin, 26 Agustus 2013

BandrOs, Operating System dan Smartphone Pertama Buatan LIPI

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meluncurkan salah satu temuan terbaiknya berupa operating system dan sekaligus dipergunakan untuk smartphone buatan anak negeri, pada Senin (26/8).

foto : merdeka.com

OS Smartphone tersebut adalah BandrOs yang merupakan kepanjangan dari Bandung Raya Operating System.
Handoko sebagai ketua tim penelitian pengembangan Bandros menjelaskan bahwa ponsel cerdas ini menggunakan sistem operasi (OS) `open-source` berbasis Linux.


Penelitian sistem operasi ini telah dimulai sejak tahun 2010, dengan melakukan penelitian tergadap perangkat sistem tertanam.  Sistem operasi ini sebagai pengembangan dari sistem operasi `desktop` yang sudah diciptakan sebelumnya.


BandrOs merupakan smartphone pertama buatan Indonesia yang dari segi hardware dan softwarenya adalah buatan anak negeri. Selain itu, ponsel cerdas buatan tim LIPI Bandung pimpinan L.T. Handoko sebagai Kepala Pusat Penelitian Informatikanya, digadang memiliki kemahiran anti sadap.

Guna mendukung kinerja sistem operasi perangkat pintar tersebut, peneliti LIPI pun menyediakan sebuah handset khusus. Handset ini dilengkapi dengan fasilitas dual SIM dan kamera 2 MP. Otaknya adalah prosesor buatan dalam negeri yang berkekuatan 1 GHz.

"Untuk saat ini masih dalam bentuk software, yang support langsung ke hardware berbasis Android. Jadi bukan sembarang aplikasi, tapi memang sudah sepaket dengan perangkat hardware handphonenya," tuturnya.


Pengembangan sistem operasi ponsel ini dibiayai oleh APBN melalui Dipa Pusat Penelitian Informatika - LIPI, dengan dana awal yang direncanakan Rp250 juta namun pada akhirnya hanya sekitar Rp50 juta yang diberikan dengan alasan penghematan anggaran.

Sumber : Merdeka, Antara

Senin, 19 Agustus 2013

Tim Peneliti UNAIR Kembangkan Pil KB Untuk Pria

Tim Peneliti Tumbuhan Gandarusa dari Universitas Airlangga (Unair) berhasil meneliti bahan Pil Keluarga Berencana (KB)  khusus bagi pria yang terbuat dari tanaman Gandarusa asal Papua.

Bahan Pil KB untuk Pria dari Tumbuhan Gandarusa Asal Papua
Bahan Pil KB untuk Pria dari Tumbuhan Gandarusa Asal Papua  | foto : bumi-herbal.com

Dikutip dari Antara 18 Agustus 2013, peneliti Gandarusa dari Universitas Airlangga Dr Bambang Prajogo menuturkan bahwa "Penelitiannya sudah selesai".

Tim peneliti telah menyerahkan ekstrak ethanol terpurifikasi dari Gandarusa kepada petinggi suatu perusahaan farmasi. Untuk selanjutnya ekstrak tersebut akan dilanjutkan pada tahap industri setelah berhasil mendapatkan izin edar dari badan terkait.


Dr Bambang juga menjelaskan bahwa "Pil KB itu nanti sejenis fitofarmaka (obat/herbal yang sudah menjalani uji pada manusia). Kami melakukan penelitian sejak tahun 1985, dan selesai tahun 2013 atau 28 tahun, tapi itu sudah percepatan, karena penelitian di luar negeri bisa sampai 100 tahun," katanya.

Pihaknya menemukan tanaman itu di pedalaman Papua yang sudah dimanfaatkan masyarakat adat setempat untuk menunda kehamilan. Kemudian pihaknya meneliti.

"Saya melalukan penelitian dalam empat fase. Fase pertama untuk orang biasa yang sifatnya umum, lalu fase kedua penelitian kepada objek, yakni pasangan usia subur (PUS)," katanya.

Untuk fase kedua, penelitian dilakukan pada 120 PUS dengan minum pil KB pria itu selama 108 hari, dan hasilnya 100 persen berhasil (tidak hamil).

"Fase ketiga penelitian pada 350 PUS dengan minum selama 30 hari, dan hasilnya 99,96 persen berhasil, kemudian saya serahkan kepada industri, tapi saya akan mengembangkan terus hingga fase keempat dengan waktu minum semakin pendek hingga 15 hari minum," katanya.

Menurut dia, gandarusa di Papua dimanfaatkan masyarakat adat setempat hanya selang waktu beberapa jam dari mengonsumsi.  (ANT)

Sabtu, 10 Agustus 2013

PLN Kembangkan Listrik Dari Limbah Kelapa Sawit

Pemerintah Indonesia melalui PLN terus berupaya mencari sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) atau Renewable Energy guna memenuhi kebutuhan pasokan kebutuhan listrik rakyat Indonesia yang terus meningkat.

PLN Kembangkan Listrik Dari Limbah Kelapa Sawit
 
PLN berencana akan memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai sumber utama pembangkit listrik. Banyaknya perkebunan kelapa sawit di Indonesia tentau sangat menguntukngkan dalam memberikan pasokan bahan baku limbah kelapa sawit yang sangat melimpah untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi ini.

Kelapa Sawit selain menghasilkan produk utama berupa minyak goreng ternyata juga menghasilkan Bahan Bakar yg dinamakan Biodiesel dari Gas Methane, tentusaja selain bahan bakunya yang berlimpah energi ini dinilai sangat ramah lingkungan dan tentusaja ini sesuai dengan komitmen PLN untuk mewujudkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).


Untuk mewujudkan rencana itu bulan juni 2013 PLN yang diwakili General Manager PLN Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Atman Energy untuk rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLT Biomassa) berkapasitas 2 Mega Watt (MW) di kabupaten Sampit, propinsi Kalimantan Tengah.

Dikutip dari situs pln.co.id, GM PLN Kalselteng, Yuddy Setyo Wicaksono menjelaskan bahwa “Sampit merupakan sistem kelistrikan yang terpisah atau isolated dari sistem kelistrikan Kalimantan Tengah dengan beban puncak sistem kelistrikan Sampit saat ini mencapai 24 Mega Watt”.

Wicaksono juga menambahkan “Jika PLT Biomassa berkapasitas 2 Mega Watt ini beroperasi, maka potensi penghematan yang bisa diraih PLN dari pengurangan penggunaan Bahan Bakar Minyak adalah sekitar 34 miliar rupiah dengan asumsi harga produksi listrik menggunakan BBM adalah 2.800 Rp/kWh. Sedangkan harga pembelian listrik swasta yang dihasilkan dari PLT Biomassa adalah 1.170 Rp/kWh sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 4 tahun 2012".

Semoga saja rencana PLN untuk memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai sumber energi listrik ini segera dapat diwujudkan, mengingat pontensinya cukup menjanjikan jika benar-benar diterapkan di Indonesia. Seperti kita ketahui di pulau Sumatra juga banyak perlebunan kelapa sawit yang tentu saja limbanya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di pulau tersebut.